Hidup kekal tidak bisa diperoleh melalui transaksi atau persetujuan antara dua pihak. Persyaratan untuk memperoleh hidup kekal sepenuhnya ditentukan oleh Allah, Sang Pemilik hidup yang kekal. Bila kita membandingkan bacaan Alkitab hari ini dengan bagian paralelnya di Injil Lukas, ternyata bahwa orang yang berlari-lari untuk menemui Tuhan Yesus itu adalah seorang pemimpin muda yang sangat kaya (10:17,22; Lukas 18:18,23). Selain kaya, pemimpin muda itu juga saleh karena ia telah berusaha menaati sepuluh hukum Allah, khususnya enam hukum yang berhubungan dengan sesama (Markus 10:19-20). Selain saleh, pemimpin muda itu juga rendah hati. Dia bukan hanya tidak merasa malu untuk bertanya—atau belajar—secara terang-terangan, bahkan dia berlutut saat menjumpai Tuhan Yesus. Dari sudut pandang manusiawi, pemimpin muda ini adalah pemuda ideal yang layak menjadi idola bagi para anak muda. Akan tetapi, kondisi semacam ini tidak bisa menjadi jaminan untuk masuk ke surga. Untuk bisa masuk ke surga, Allah harus menjadi yang paling utama dan semua keterikatan kepada yang bukan Allah harus dilepaskan.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, keterikatan terhadap harta benda yang banyak membuat pemimpin muda itu tidak bisa mengutamakan Allah. Orang kaya (yang terikat dengan hartanya) sukar—bahkan tidak mungkin—memenuhi persyaratan untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah dan memperoleh hidup yang kekal. Dari sudut pandang manusiawi, tidak mungkin manusia bisa diselamatkan. Akan tetapi, dari sudut pandang Allah, segala sesuatu mungkin (10:23-27). Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya dengan mengandalkan kekayaannya, kesalehannya, kepandaiannya, atau mengandalkan apa pun yang ada pada dirinya. Akan tetapi, Allah telah menyediakan jalan keluar dengan memberikan Yesus Kristus untuk mati menebus dosa manusia. Kita akan memperoleh hidup yang kekal bila kita memercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. Memercayai Yesus Kristus berarti bahwa tidak ada hal lain yang kita andalkan untuk memperoleh keselamatan. Bila kita berbuat baik kepada sesama atau kita setia beribadah atau kita terlibat dalam pelayanan di gereja atau kita aktif memberitakan Injil, hal-hal itu tidak bisa kita andalkan untuk memperoleh keselamatan. Hanya Yesus Kristus yang bisa kita andalkan. Apakah Anda terikat dengan sesuatu yang membuat Anda terhalang untuk mengasihi Allah sepenuhnya? Apakah ada hal lain—selain keyakinan kepada Yesus Kristus—yang membuat Anda yakin bisa masuk ke surga? Apakah Anda bersedia melepaskan apa pun yang ada pada diri Anda dan Anda memilih untuk mengikut Kristus?