Kesulitan memahami masalah tanda-tanda akhir zaman telah membuat banyak orang berspekulasi. Bila kita senang mendengar uraian tentang akhir zaman, kita akan mendengar berbagai penjelasan. Penjelasan yang terperinci akan terasa sangat menarik. Akan tetapi, bila kita mendengar dari terlalu banyak sumber, kita akan menjadi bingung karena penjelasan yang satu berbeda dengan penjelasan yang lain. Sekitar empat puluh tahun yang lalu, seorang pengkhotbah yang sangat populer mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang pada tahun 19xx, dan dia mengatakan keyakinannya bahwa dia tidak akan mati sebelum Tuhan Yesus datang. Khotbah itu sangat menarik dan membuat banyak anggota gereja merasa takut sehingga menimbulkan keresahan. Akan tetapi, pada tahun 2017, pengkhotbah itu meninggal dan Tuhan Yesus belum datang kembali. Nubuat tidak dimaksudkan supaya kita menghitung-hitung. Waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu sudah dekat, tetapi ukuran dekat menurut Tuhan berbeda dengan ukuran dekat menurut manusia.
Ada beberapa hal yang perlu untuk selalu kita ingat: Pertama, arti tanda-tanda dalam nubuat tentang akhir zaman belum bisa kita pastikan sebelum nubuat itu terwujud sepenuhnya. Mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang pada tahun 19xx merupakan lelucon yang membuat kita pantas ditertawakan. Kedua, kita perlu sadar bahwa satu nubuat belum tentu hanya berkaitan dengan satu peristiwa. Sebagai contoh, sebutan Antikristus bisa saja dikenakan pada banyak orang pada zaman yang berbeda-beda. Ketiga, nubuat dalam Alkitab harus dipelajari dengan teliti dan dengan rendah hati. Ketelitian akan membuat wawasan kita semakin terbuka. Kerendahhatian dilandasi oleh kesadaran bahwa kita adalah manusia yang terbatas. Pemahaman kita yang terbatas itu bersifat saling melengkapi dengan pemahaman saudara kita yang juga terbatas. Masalah muncul saat seseorang menganggap pemahamannya yang terbatas itu sebagai mutlak benar. Keyakinan kita terhadap pemahaman mendasar yang diuraikan secara jelas dalam Alkitab harus kita pegang teguh, tetapi pemahaman kita tentang nubuat yang belum terwujud harus kita pegang dengan kesadaran bahwa kita mungkin salah. Kita boleh bertukar pikiran dengan orang yang berbeda pendapat dengan diri kita untuk memperluas wawasan, tetapi kita harus bersikap kritis dengan tetap mempertahankan sikap rendah hati. Kita harus berani mengakui bila pendapat kita jelas salah, tetapi kita tidak perlu ragu-ragu untuk berbeda pendapat dengan orang lain karena pemahaman kita semua terbatas. Apakah pemahaman Anda tentang akhir zaman ada yang perlu diperbaiki?