1 Samuel 1

Tuhan Mengingat dan Bertindak

12 Juli 2024
GI Tommy Chendana

PEMIMPIN YANG BERKENAN DI HATI ALLAH

Secara umum, sosok pemimpin digambarkan sebagai sosok yang kuat dan penuh karisma. Gambaran itu menunjukkan bahwa seorang pemimpin diharapkan untuk tidak bercacat cela serta harus mendemonstrasikan otoritasnya di hadapan orang yang ia pimpin. Itulah sebabnya, banyak pemimpin yang tidak berani mengakui kelemahan dan kegagalannya. Kitab 1 Samuel menguraikan sejarah Kerajaan Israel yang dimulai pada masa yang tidak ideal dan kacau karena rakyat Israel menolak sistem kepemimpinan hakim yang ditetapkan Allah dan menghendaki sistem kepemimpinan raja yang umum dalam masyarakat pada masa itu. Penolakan terhadap kepemimpinan hakim menimbulkan kemerosotan moral dan spiritual yang parah. Akibatnya, kondisi saat itu mirip dengan kondisi yang digambarkan dalam Hakim-hakim 21:25.

Ketidakpuasan terhadap kepemimpinan hakim dalam diri anak-anak Samuel membuat bangsa Israel meminta Samuel mengangkat seorang raja. Permintaan tersebut secara tidak langsung mencerminkan penolakan terhadap Tuhan (1 Samuel 8:1-7). Dalam kitab 1 Samuel, ada empat pemimpin utama yang dikisahkan secara jujur oleh penulis, yaitu Imam Eli, Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Tujuan penulisan kitab ini adalah untuk menunjukkan bahwa Allah itu tetap bekerja, mengontrol, dan melakukan intervensi di setiap zaman. Allah tidak tinggal diam atau membiarkan umat-Nya berbuat sesuka hati karena Dia adalah Allah yang berdaulat, kudus, dan menguji hati manusia (1 Samuel 16:7). Di setiap pasal, kita akan melihat kejutan demi kejutan atas pekerjaan Allah yang sering kali tidak terselami. Misalnya, Saul yang awalnya dipilih karena penampilan fisiknya (1 Samuel 9:2) ternyata gagal mempertahankan ketaatan dan kerendahan hatinya. Ketidaktaatannya berujung pada penolakan Allah terhadap posisinya sebagai raja Israel (1 Samuel 15). Sebaliknya, Daud digambarkan sebagai pribadi yang selalu berusaha hidup memperkenankan hati Allah. Meskipun Daud mengalami banyak kegagalan, ia senantiasa bergantung pada kasih karunia Allah,

Kitab 1 Samuel bukan sekadar cerita tentang sosok pemimpin yang ideal, tetapi juga tentang kesetiaan Allah dan pencarian bangsa Israel akan pemimpin yang hidup berkenan kepada Allah. Inilah yang memberi pengharapan dan kekuatan bagi kita yang memilih untuk hidup menaati Allah di tengah dunia yang rusak ini. Melalui pembacaan Kitab 1 Samuel ini, semoga kita dapat merenungkan betapa pentingnya mencari dan menjadi pemimpin yang berpusat pada Allah serta berkenan di hati Allah.[GI Tommy Chendana]

Tuhan Mengingat dan Bertindak
Jumat, 12 Juli 2024

Bacaan Alkitab hari ini:
1 Samuel 1

Menunggu tanpa kepastian yang jelas merupakan kegiatan yang membosankan, bahkan sia-sia. Keadaan seperti ini juga dialami oleh Hana, istri Elkana, seorang yang berasal dari suku Efraim yang tinggal di kota Ramataim-Zofim, di daerah pegunungan Efraim. Setiap tahun, Hana pergi dari Rama menuju ke Silo—sekitar 24 km—untuk sujud menyembah dan mempersembahkan kurban kepada TUHAN semesta alam. Di sana, Hana senantiasa berdoa dan memohon kepada TUHAN agar ia diberi seorang anak. Namun, TUHAN belum mengabulkan doanya. Hana harus melalui sebuah penantian yang panjang. Ia juga harus mengalami perundungan berupa penghinaan dari Penina, istri kedua Elkana. Dalam budaya masa itu, seorang perempuan yang tidak memiliki anak dianggap sebagai aib yang memalukan dan ia akan dipandang sebagai orang yang menerima hukuman Allah. Dengan demikian, lengkaplah sudah penderitaan yang dialami oleh Hana.

Pergumulan yang dialami Hana di pasal ini memberikan setidaknya tiga pelajaran penting kepada kita: Pertama, saat Anda menghadapi persoalan berat, datanglah kepada TUHAN dengan hati yang tulus dan jujur, serta sampaikanlah permohonan yang tidak berfokus pada diri sendiri. TUHAN senang bila kita mencurahkan isi hati kita kepada-Nya dan datang dengan penuh kejujuran (1:10-11; bandingkan dengan Mazmur 62:9). Ketika Hana bergumul dan mengalami peperangan rohani, ia mencurahkan isi hatinya di hadapan TUHAN (1:15). Kedua, TUHAN mengingat orang yang berseru kepada-Nya, dan Ia akan bertindak. Perkataan "TUHAN ingat kepada Hana" (1:19b) menunjukkan bahwa Allah tidak pernah lupa atau mengabaikan orang-orang yang berseru kepada-Nya, dan secara khusus, Allah memberi perhatian kepada Hana. Kita bisa meyakini bahwa Allah akan menggenapi janji dan rencana-Nya, bukan hanya kepada Hana saja, karena Ia memiliki rancangan yang jauh lebih besar, yaitu kepada bangsa Israel. Samuel hadir sebagai hakim dan nabi bagi seluruh Israel. Ia pula yang akan mengurapi Saul sebagai raja Israel. Ketiga, setelah TUHAN mengabulkan doa kita, kita harus melaksanakan apa yang kita janjikan kepada TUHAN. Ketika doanya dikabulkan TUHAN, Hana tidak menahan apa yang telah ia janjikan kepada TUHAN. Ia rela menyerahkan anaknya menjadi milik TUHAN seumur hidupnya (1:27-28). Hana telah belajar untuk mendapatkan perkenanan TUHAN. Bagaimana dengan Anda saat ini? Apakah saat ini, Anda sedang bergumul dan menanti jawaban doa? Datang dan percayalah kepada-Nya. TUHAN sedang bekerja dan mempersiapkan rancangan terbaik-Nya bagi Anda. TUHAN mengingat dan bertindak bagi Anda!

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design