Filipi 4:10-23

Belajar Mencukupkan Diri

30 Desember 2024
Pdt. Okky Chandra

Bacaan Alkitab hari ini memperlihatkan bahwa secara khusus, jemaat Filipi memperhatikan dan mendukung pelayanan Rasul Paulus. Rasul Paulus membicarakan kebaikan jemaat Filipi yang mau mengambil bagian dalam kesusahannya. Yang menarik, Rasul Paulus memakai keadaan ini untuk mengajarkan arti belajar mencukupkan diri.

Istilah ‘mencukupkan diri’ yang dipakai Rasul Paulus sebetulnya adalah istilah dalam filsafat Stoikisme yang mengungkapkan sasaran tertinggi dari etika Stoikisme yang dicapai saat seseorang bisa melepaskan diri dari ketergantungan terhadap hal atau manusia lain. Seseorang dapat mencapai kondisi ini dengan cara mereduksi semua keinginan dan emosinya. Stoikisme mencapai kondisi ‘mencukupkan diri’ sepenuhnya dengan kekuatan kehendak, tetapi Rasul Paulus belajar mencukupkan diri dengan mengatakan, "Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (4:13).

Belajar mencukupkan diri bukan berarti menyangkal keadaan yang berkekurangan atau berkelimpahan. Rasul Paulus dengan jelas berkata bahwa ia mengetahui arti hidup berkekurangan dan berkelimpahan, tetapi dia belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan. Artinya, ia belajar untuk tidak mengingini apa pun yang menjadi milik sesama manusia. Saat melihat milik orang lain, mungkin kita merasa bahwa hidup kita berkekurangan atau kita merasa bahwa hidup kita berkelimpahan. Namun, jika kita menghayati bahwa apa yang menjadi bagian kita telah diberikan dan disediakan Allah, kita belajar untuk tidak mengingini apa yang bukan milik kita. Belajar mencukupkan diri berarti belajar melihat tangan Tuhan dalam segala peristiwa yang menimpa kita, dan percaya bahwa Tuhan tahu memberi yang terbaik bagi kita.

Saat menengok ke belakang, kita bisa melihat saat-saat kita berkekurangan atau berkelimpahan. Yang terpenting bukan berapa banyak yang kita punya, tetapi bagaimana kita belajar mencukupkan diri dengan apa yang kita punya. Ketika kita membuka genggaman tangan kita dan melihat bahwa isinya tidak sama banyak dengan apa yang ada di genggaman orang-orang di sekitar kita, apa yang kita pikirkan? Apakah kita merasa cukup dengan apa yang ada dalam genggaman kita?

Stoikisme mengajar kita untuk melepaskan diri dari segala keinginan, sedangkan kekristenan mengajar kita untuk menikmati apa yang menjadi bagian kita dan berhenti mengingini milik sesama. Rasul Paulus dapat menanggung segala sesuatu karena ia bersama Kristus. Manusia yang berjalan bersama Kristus akan dapat menghadapi segala tantangan. Apakah Anda sanggup menguasai diri Anda untuk tidak mengingini apa yang dimiliki orang lain?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design