Wasiat terakhir seorang raja kepada penerusnya sangat penting bagi suatu kerajaan. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Raja Daud memberi pesan yang sangat penting kepada Salomo—anaknya—yang akan menggantikannya sebagai raja. Pesan ini bukan menyangkut politik atau kekuatan militer, tetapi menyangkut tanggung jawab rohani yang harus diemban oleh Salomo (2:1-4).
Raja Daud meminta agar Salomo menjalankan dengan setia segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan yang TUHAN berikan dalam hukum Musa (Lihat Ulangan 17:14-20). Mengapa pesan terakhir Raja Daud yang disampaikan kepada Salomo ini sangat penting? Pertama, Raja Daud ingin agar Salomo menjadi raja yang takut akan Tuhan, senantiasa membangun relasi yang intim dengan TUHAN, serta mengutamakan kehendak-Nya dalam segala hal. Ketaatan adalah bukti nyata dari iman yang sejati. Ketaatan harus diwujudkan bukan hanya dalam hal-hal besar, tetapi juga dalam hal-hal kecil, termasuk dalam setiap keputusan yang diambil. Kedua, Raja Daud ingin agar Salomo tahu bahwa ada konsekuensi dari setiap pilihan yang akan ia ambil. Jika Salomo setia kepada TUHAN, keturunannya tidak akan terputus dari takhta kerajaan Israel. Keturunannya akan berhasil dan diberkati. Sebaliknya, jika Salomo berpaling dari TUHAN, maka kehancuran akan menimpa kerajaan Israel. Ketiga, Raja Daud ingin agar Salomo menjadi raja yang adil dan bertanggung jawab kepada rakyatnya. Hal itu disampaikan Daud dengan menyebutkan orang-orang yang pernah berbuat jahat kepadanya, seperti Yoab dan Simei. Daud juga menyebut nama Barzilai, seorang yang menolong Daud ketika ia melarikan diri dari Absalom (1 Raja-raja 2:5-9; bandingkan dengan 2 Samuel 3:27; 20:10; 16:5-13; 19:16-23; 17:27-29). Oleh karena itu, Salomo harus bertindak adil dengan hikmat TUHAN dalam berurusan dengan orang-orang ini. Kepemimpinan yang benar menuntut penerapan keadilan. Kebenaran harus ditegakkan dan kejahatan harus dihukum.
Amanat terakhir Daud kepada Salomo sangat relevan dengan kehidupan pada masa kini. Para pemimpin Kristen pada masa kini juga harus bertanggung jawab secara rohani. Warisan rohani yang harus kita tinggalkan kepada generasi selanjutnya bukan berwujud materi atau prestasi, tetapi berwujud ketaatan kepada TUHAN dan teladan hidup serta teladan iman. Warisan rohani apa yang akan Anda tinggalkan bagi generasi sesudah diri Anda? Ambillah tekad untuk menjalankan segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan Allah serta hiduplah dengan hikmat dan keadilan, sehingga Anda dapat meninggalkan warisan rohani yang tak lekang oleh waktu.