1 Raja-raja 2:13-46

Ambisi Pribadi Versus Rencana Allah

5 Januari 2025
GI Tommy Chendana

Ada yang mengatakan bahwa hidup itu terkadang seperti permainan catur. Bayangkan seandainya Anda dengan penuh percaya diri merancang strategi permainan yang tampak sempurna. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, baru disadari bahwa pihak lawan sudah memprediksi dan mengantisipasi langkah Anda. Satu per satu, pion Anda hilang, dan akhirnya sekakmat: Anda kalah karena tidak ada jalan keluar!

Kondisi seperti dalam kisah di atas terjadi pada diri Adonia. Ia merancang sebuah strategi, yaitu mendatangi Batsyeba dan berkata, "Engkau sendiri tahu bahwa akulah yang berhak atas kedudukan raja, dan bahwa seluruh Israel mengharapkan supaya aku menjadi raja;" (2:15a). Di sini, Adonia menempatkan dirinya sebagai orang yang memandang tinggi dirinya sendiri, dan ia merasa berhak menjadi raja atas bangsa Israel. Namun, dia sadar bahwa TUHAN menghendaki Salomo— adiknya—menjadi raja. Sekalipun demikian, Adonia tidak hilang akal, ia berusaha membujuk Batsyeba agar mau meminta kepada Salomo untuk mengizinkannya menikahi Abisag, gundik Raja Daud. Adonia berpikir bahwa Salomo pasti akan memenuhi dan tidak menolak permintaan Batsyeba, ibunya. Adonia mengira bahwa setelah menikahi Abisag, ia akan bisa merebut kedudukan raja dari tangan Salomo. Adonia menghalalkan segala cara demi mencapai ambisinya, dan ia mengira dirinya dapat mengubah rencana Tuhan melalui strategi yang jitu. Adonia tidak sadar bahwa ketetapan TUHAN tidak bisa ditawar atau digagalkan. Rancangan Adonia justru membawa kehancuran pada dirinya sendiri. Kisah Adonia ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita bahwa ambisi yang mengabaikan kehendak Tuhan akan menuju kehancuran, dan keputusan Allah tidak tergantung pada keinginan manusia. Langkah yang tampak tepat dalam kehidupan bisa berakhir fatal jika hidup kita tidak selaras dengan kehendak TUHAN.

Kisah Adonia mengajar kita untuk berhati-hati terhadap ambisi yang membabi buta. Ketika ambisi menguasai kita, dapat dipastikan bahwa kita akan kehilangan kendali dan akhirnya membawa kepada kehancuran diri kita sendiri. Teladanilah Yesus Kristus yang senantiasa mengikuti kehendak Allah Bapa. Tuhan Yesus berkata, "Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:43b-45). Apakah semua yang Anda rencanakan telah disesuaikan dengan kehendak TUHAN?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design