Dusta sering dianggap sebagai dosa ringan, sehingga banyak orang dengan mudah berdusta untuk hal-hal sepele seperti agar mendapat pujian atau kesan baik dari orang lain, atau agar mendapat keuntungan. Di zaman serba digital ini, banyak orang berdusta lewat media sosial. Di sekitar kita terdapat banyak berita hoaks—terutama di media sosial atau platform digital—yang isinya dimaksudkan untuk menjatuhkan pihak lawan. Selain itu, ada pula dusta putih atau white lie, yaitu dusta yang dilakukan dengan maksud baik. Apakah dusta putih dapat dibenarkan? Seorang penulis bernama Austin O’Malley mengatakan bahwa dusta tidak memiliki kaki. Dusta akan membutuhkan dusta-dusta lain untuk mendukung dusta tersebut. Bila kita berdusta, kita akan "dipaksa" menambahkan dusta-dusta lain untuk mendukung dusta pertama. Tidak mengherankan bila satu perkataan dusta akhirnya bisa berkembang menjadi kebiasaan untuk menutupi kelemahan atau ketidakwajaran dari dusta tersebut. Orang percaya tidak boleh berdusta karena kita sudah dibenarkan di dalam Yesus Kristus. Status orang percaya adalah anak-anak Allah atau anak-anak kebenaran dan bukan anak-anak kegelapan atau anak-anak Iblis, sang bapa pendusta (Yohanes 8:44).
Nabi Yeremia meratapi keadaan umat TUHAN yang waktu itu hidup di dalam dusta. Dusta menjadi kebiasaan umat TUHAN, bahkan sesama saudara dan teman dekat adalah penipu dan pemfitnah. Tidak ada yang berkata benar di tengah mereka (9:3-5). Perkataan mereka penuh kemunafikan. TUHAN mengatakan bahwa Ia akan menghukum mereka (9:8-9). Jelaslah bahwa dusta adalah sesuatu yang dibenci TUHAN. Ia ingin agar umat-Nya hidup dalam kebenaran dan kekudusan, sebagaimana Ia adalah kudus. Dusta bukan perkara sepele karena dusta menunjukkan bahwa seseorang belum sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Orang yang sudah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus akan berupaya untuk berkata benar setiap waktu, meskipun kebenaran itu dapat merugikan dirinya. Dalam Efesus 4:25, Rasul Paulus berkata, "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota." Konteks ayat ini adalah tentang mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:24).
Bagaimana dengan cara hidup Anda: Apakah Anda sering berdusta atau sesekali berdusta? Ingatlah bahwa dusta dapat merugikan dan melukai hati orang lain. Marilah kita berusaha untuk selalu mengatakan hal-hal yang benar, agar kita bisa menjadi saksi Kristus lewat perkataan kita.