Makna hidup manusia bukan terletak pada kemampuannya untuk bebas dan mandiri tanpa Allah, melainkan pada kemampuannya untuk melekat dekat pada Allah dan melakukan rencana Allah dalam hidupnya. Makna hidup manusia memang tidak dapat terlepas dari Penciptanya. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah memerintahkan Nabi Yeremia untuk pergi ke sungai Efrat di daerah Babel. Sebelumnya, Allah memerintahkan Yeremia untuk membeli ikat pinggang linen dan memakainya. Ikat pinggang linen adalah aksesoris untuk pakaian Imam Besar dan para imam (Keluaran 28:4,39,40). Ikat pinggang adalah lambang kehormatan dan kedudukan, tetapi Allah memerintahkan Nabi Yeremia untuk menyembunyikan ikat pinggang itu di celah-celah bukit batu di pinggir sungai Efrat. Kemudian, Allah memerintahkan Yeremia untuk kembali ke sungai Efrat dan mengambil ikat pinggang itu. Ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk dan tidak berguna (Yeremia 13:1-7).
Allah memerintahkan Yeremia untuk melakukan tindakan simbolis di atas untuk menyampaikan pesannya dengan jelas dan kuat kepada umat Yehuda. Umat Allah diumpamakan seperti ikat pinggang linen. Karena Allah memberkati mereka, mereka menjadi bangsa yang terhormat, ternama, dan terpuji. Namun, karena mereka tidak berpegang pada perjanjian dengan Allah, melainkan hidup dalam kecongkakan, melakukan kehendak hati sendiri, dan menyembah kepada ilah-ilah lain, maka mereka akan menjadi seperti kain linen yang lapuk, tidak berguna, dan tidak berarti apa-apa lagi (13:9-11). Allah akan memakai Babel, bangsa yang memiliki sungai Efrat, untuk mendatangkan cela dan hukuman bagi umat-Nya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Yeremia untuk pergi ke sungai Efrat di wilayah Babel, untuk menyembunyikan ikat pinggang linen tersebut. Umat Yehuda lupa bahwa mereka bisa menjadi demikian terhormat, ternama, dan terpuji adalah karena Allah semata. Ketika mereka hidup di luar Allah, mereka bukan siapa-siapa, mereka justru akan menjadi malu.
Kita juga sering lupa diri seperti umat Allah di masa lalu. Ketika Allah memberkati kehidupan kita, kita menjadi sombong dan merasa bahwa prestasi dan apa yang kita miliki adalah hasil kemampuan dan kerja keras kita. Pikiran demikian membuat kita merasa bahwa kita dapat hidup tanpa Allah. Kita merasa mampu dengan mengandalkan diri sendiri. Kita hidup menurut kehendak hati kita dan tidak lagi hidup dalam takut akan Tuhan. Apakah Anda menyadari bahwa hidup Anda menjadi bermakna dan dapat menjadi berkat hanya bila Anda melekat pada Tuhan seperti ikat pinggang yang hanya berharga bila dipakai?