Bacaan Alkitab hari ini penuh dengan peringatan keras. Pasal 8 dibuka dengan seruan untuk menggemakan suara sangkakala, tanda bahaya besar segera menimpa umat Israel yang telah berdosa dengan melanggar perjanjian. Meskipun mereka mengklaim mengenal Allah, mereka justru hidup menolak Dia dan tinggal dalam kejahatan (8:1-3). Mereka mengangkat pemimpin tanpa persetujuan Allah. Mereka membuat berhala-berhala yang najis (8:4-5). Akibatnya, Hosea menggambarkan mereka seperti orang yang menabur angin, tetapi akhirnya menuai badai (8:7). Inilah gambaran ironi dosa: selalu tampak manis di awal, namun akhirnya berbuah kehancuran.
Pasal 9 menyingkapkan ilusi umat Israel: Mereka bersukacita seperti bangsa-bangsa lain (9:1), tetapi Allah memperingatkan bahwa kesukaan mereka itu palsu. Penyembahan Baal dan pesta berhala mereka akan berakhir dengan kelaparan, pembuangan, dan penghukuman (9:2–3,7). Kesenangan yang lahir dari dosa dan ketidaksetiaan tidak akan bertahan, serta berakhir dalam ratapan. Umat Israel yang dahulu indah seperti buah pertama pohon ara (9:10), sekarang kemuliaan mereka lenyap dan masa depan mereka suram. Puncak tragedi ditutup dengan nada mengerikan, "Allahku akan membuang mereka, sebab mereka tidak mendengarkan Dia, mereka akan mengembara di antara bangsa-bangsa." (9:17). Konsekuensi yang paling pahit adalah ditolak Allah, kehilangan identitas, tercerabut dari Tanah Perjanjian, dan hidup tanpa arah. Keberadaan umat Israel sebagai umat Allah bukan jaminan kemakmuran bila mereka menolak Dia. Hukuman Allah menyatakan bahwa penolakan terhadap firman Allah akan berakhir dengan penolakan Allah.
Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan bahwa hak istimewa kita sebagai umat Allah tidak boleh disalahgunakan. Rasul Paulus menegaskan hal yang sama dalam Roma 11:22, "Perhatikanlah kemurahan Allah dan juga tindakan-Nya yang keras." Allah yang sama masih berbicara kepada kita hari ini. Gereja bisa jatuh dalam jebakan yang sama: rajin beribadah, tampak rohani, tetapi sebenarnya hati jauh dari Allah. Pertanyaan penting bagi kita adalah apakah kita sungguh-sungguh mendengarkan Allah dan kembali kepada-Nya, atau kita hanya sekadar menjalani agama secara lahiriah? Bagaimana Anda bisa menabur dalam Roh setiap hari agar Anda menuai hidup kekal, bukan kebinasaan (Galatia 6:8)? Jangan sampai hidup Anda berakhir sesuai dengan perkataan yang mengerikan, "Allahku akan membuang mereka [kita]." Hari ini adalah kesempatan untuk kembali kepada-Nya dengan hati yang hancur! Jangan menunda sampai terlambat, sebab kehilangan terbesar bukan kehilangan berkat, melainkan kehilangan hadirat Allah!