Markus 1:1-11

Anak Allah yang Dijanjikan

19 Desember 2025
Pdt. Sumito Sung

Siapakah Anak Ini?

Lagu Natal klasik "What Child Is This (Siapakah Anak Ini)?" ditulis oleh William Chatterton Dix, seorang penyair Kristen asal Inggris yang lahir pada tahun 1837. Ia bekerja sebagai manajer perusahaan asuransi. Walaupun bukan musisi profesional, ia memiliki bakat menulis puisi dan himne rohani yang dalam dan menyentuh, Karya terbesarnya lahir pada masa kelam dalam hidupnya. Pada usia 29 tahun, ia terkena penyakit yang sangat serius, yang nyaris merenggut nyawanya. Ia juga mengalami depresi berat yang membuatnya tidak dapat bekerja selama berbulan-bulan. Saat berada dalam kondisi fisik dan mental yang rapuh, William justru mengalami perubahan rohani yang mendalam yang membuat ia mulai banyak merenung, membaca Alkitab, dan menuliskan pengalamannya dalam bentuk puisi-puisi rohani. Salah satu puisi yang lahir dari perenungan itu adalah "What Child Is This?", yang ia tulis pada tahun 1865. Liriknya menggambarkan rasa kagum dan heran terhadap identitas Sang Bayi di palungan, yaitu Yesus Kristus, Raja yang datang dalam kesederhanaan. Pertanyaan "What Child Is This?" (Siapakah Anak ini?) memuat kesan perenungan yang penuh kekaguman, sebagaimana maksud asli lagu tersebut. "Siapakah Anak ini?" adalah pertanyaan reflektif yang mengajak kita merenungkan siapa sebenarnya Anak kecil yang lahir di kandang sederhana di Betlehem. Pertanyaan ini bukan hanya diajukan oleh para gembala dan orang Majus, tetapi juga perlu ditanyakan oleh setiap orang yang ingin mengenal dan mengalami makna sejati Natal.

Injil Markus tidak mencatat kisah kelahiran Tuhan Yesus, tetapi kitab ini menyebut identitas-Nya dalam ayat pertama sebagai "Yesus Kristus, Anak Allah" (1:1). Sebutan "Yesus" berarti Juruselamat. Sebutan Kristus adalah padanan dari kata Ibrani, "Mesias", yang berarti "Yang Diurapi", maksudnya adalah diurapi menjadi Juruselamat. Kitab ini juga memaparkan Yesus Kristus sebagai Hamba yang rela menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia (10:45).

Melalui delapan perikop pilihan dalam Injil Markus, kita akan menjawab pertanyaan, "Siapakah Anak ini bagi saya?" Delapan renungan ini ditulis dengan tujuan menolong kita untuk: (1) Mengenal Tuhan Yesus lebih dalam dari sudut pandang Injil Markus, (2) Merenungkan makna kedatangan-Nya ke dunia, dan (3) Menumbuhkan iman pribadi yang berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Mari siapkan hati untuk menyambut Natal dengan pengenalan yang segar dan pengakuan yang mendalam: Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang hidup, Juruselamat dan Rajaku! [Pdt. Sumito Sung]

Anak Allah yang Dijanjikan (Menjelang Natal)
Jumat, 19 Desember 2025

Bacaan Alkitab hari ini:
Markus 1:1-11

Kesaksian tentang Yesus sebagai Anak Allah tidak terpisahkan dari Injil. Injil bukan sekadar kumpulan ajaran moral atau pernyataan doktrinal, tetapi Injil adalah kabar baik tentang Pribadi Yesus Kristus. Tanpa Yesus Kristus, tidak ada kabar baik. Nama "Yesus" berarti "Tuhan menyelamatkan"—Injil adalah kisah keselamatan di dalam Kristus.

Kata "permulaan" di kalimat pertama Injil Markus (1:1) bukan menandai waktu, tetapi menggemakan kata "permulaan" dalam Kejadian 1:1 ("Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi"). Artinya, kedatangan Tuhan Yesus adalah permulaan baru, awal penciptaan baru, atau era baru dari karya penyelamatan Allah. Dengan kata lain, Markus ingin agar kita tahu bahwa sesuatu yang baru dimulai dengan kedatangan Yesus Kristus, Anak Allah. Ia adalah Terang yang menyinari kegelapan. Kabar baik ini dinyatakan melalui identitas Yesus Kristus yang Ilahi, yang datang ke dunia sebagai Mesias sejati.

Yesus Kristus tidak muncul secara tiba-tiba dalam sejarah. Ia datang untuk menggenapi nubuat yang telah disampaikan oleh para nabi. Bacaan Alkitab hari ini mencatat tiga penegas utama mengenai Yesus Kristus: Pertama, Nabi Yesaya telah menubuatkan munculnya pendahulu yang mempersiapkan kedatangan Sang Mesias (1:2-3). Kedua, Yohanes Pembaptis adalah pendahulu yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus dengan menubuatkan tentang kedatangan Pribadi yang lebih besar daripada dirinya (1:4-8). Ketiga, peristiwa baptisan memuncak dengan terdengarnya suara pernyataan Allah Bapa dari surga bahwa Yesus Kristus adalah Anak-Nya yang terkasih (1:9-11). Suara yang luar biasa ini merupakan pengesahan kepada publik bahwa Yesus Kristus adalah Pribadi Ilahi yang datang untuk melaksanakan misi keselamatan.

Injil Markus tidak membuang waktu. Sejak ayat pertama, ia memperlihatkan bahwa Injil adalah kabar baik tentang Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Anak Allah yang dinubuatkan para nabi, ditunjuk oleh Yohanes Pembaptis, dan diakui oleh Allah Bapa sendiri. Natal bukan sekadar mengenang bayi Yesus di palungan, tetapi mengakui dan menyambut Dia sebagai Mesias dan Anak Allah yang hidup.

Di tengah dunia modern yang cenderung melihat Yesus Kristus hanya sebagai guru atau tokoh moral, kita sangat membutuhkan kesaksian Injil Markus. Kita tidak sedang mengikuti tokoh sejarah biasa, tetapi Sang Anak Allah yang telah dinubuatkan, diurapi, dan dikasihi Bapa. Apakah Anda sudah mengenal Yesus Kristus bukan hanya sebagai tokoh sejarah, tetapi sebagai Anak Allah yang hidup dalam hati Anda? Suara siapa yang paling Anda dengar dalam hidup ini: suara dunia, diri sendiri, atau suara Allah yang bersaksi tentang Yesus Kristus?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design