Pra-Pentakosta
Tanpa Perkecualian
18 Mei 2015
![](javascript:fbShare("703639703796626", "http://www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=505", "Tanpa+Perkecualian", "Pra-Pentakosta Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 3:1-21 Pembaharuan yang mau Allah kerjakan tidak memandang perkecualian. Nikodemus adalah seorang pemimpin dan pengajar agama yang saleh (3:1-2, 10). Ba", "http://www.gky.or.id/images/gema.jpg", 520, 350))
Pra-Pentakosta
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 3:1-21
Pembaharuan yang mau Allah kerjakan tidak memandang perkecualian. Nikodemus adalah seorang pemimpin dan pengajar agama yang saleh (3:1-2, 10). Bahkan, dengan rendah hati, ia mau memanggil Yesus Kristus sebagai ”Rabi” (Guru) dan mengakui bahwa Yesus Kristus berasal dari Allah (3:2). Kepada orang yang takut akan Allah ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa ia harus mengalami pembaruan kelahiran kembali supaya bisa diselamatkan, yaitu dia harus dilahirkan dari Roh (3:3, 5-6). Sesaleh apa pun dia, jika tidak mengalami pembaruan, tidak akan masuk dan melihat kerajaan Sorga. Menjawab kebingungan Nikodemus, Tuhan Yesus mengajarkan Injil, yaitu bahwa Allah Bapa mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk disalibkan, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal (3:14-16). Dengan demikian, kelahiran kembali terjadi bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Saat kita percaya, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus oleh Tuhan Yesus (Efesus 1:13).
Kelahiran kembali harus terjadi pada diri kita agar kita diselamatkan. Mungkin kita sudah lama bergereja, bahkan mungkin kita sudah melayani Tuhan. Akan tetapi, firman Tuhan tetap berlaku, yaitu bahwa tanpa kelahiran kembali, tidak ada satu pun dari kita yang selamat, sekalipun kita sudah dibaptis. Mari kita memeriksa diri kita dengan jujur: Apakah benar bahwa kita sudah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus? Kita bisa meyakini bahwa kita sudah sungguh-sungguh percaya melalui buah kehidupan kita yang menunjukkan diri kita yang sebenarnya (Matius 7:15-20). Kelahiran baru yang sejati seharusnya membuat hati kita menjadi hati yang menurut dan mau melakukan kehendak Allah (Yehezkiel 11:19-20, 36:26-28). [LE]
Yohanes 3:3
Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 3:1-21
Pembaharuan yang mau Allah kerjakan tidak memandang perkecualian. Nikodemus adalah seorang pemimpin dan pengajar agama yang saleh (3:1-2, 10). Bahkan, dengan rendah hati, ia mau memanggil Yesus Kristus sebagai ”Rabi” (Guru) dan mengakui bahwa Yesus Kristus berasal dari Allah (3:2). Kepada orang yang takut akan Allah ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa ia harus mengalami pembaruan kelahiran kembali supaya bisa diselamatkan, yaitu dia harus dilahirkan dari Roh (3:3, 5-6). Sesaleh apa pun dia, jika tidak mengalami pembaruan, tidak akan masuk dan melihat kerajaan Sorga. Menjawab kebingungan Nikodemus, Tuhan Yesus mengajarkan Injil, yaitu bahwa Allah Bapa mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk disalibkan, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal (3:14-16). Dengan demikian, kelahiran kembali terjadi bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Saat kita percaya, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus oleh Tuhan Yesus (Efesus 1:13).
Kelahiran kembali harus terjadi pada diri kita agar kita diselamatkan. Mungkin kita sudah lama bergereja, bahkan mungkin kita sudah melayani Tuhan. Akan tetapi, firman Tuhan tetap berlaku, yaitu bahwa tanpa kelahiran kembali, tidak ada satu pun dari kita yang selamat, sekalipun kita sudah dibaptis. Mari kita memeriksa diri kita dengan jujur: Apakah benar bahwa kita sudah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus? Kita bisa meyakini bahwa kita sudah sungguh-sungguh percaya melalui buah kehidupan kita yang menunjukkan diri kita yang sebenarnya (Matius 7:15-20). Kelahiran baru yang sejati seharusnya membuat hati kita menjadi hati yang menurut dan mau melakukan kehendak Allah (Yehezkiel 11:19-20, 36:26-28). [LE]
Yohanes 3:3
Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”