Pentakosta
Kamis, 28 Mei 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 103
Mudah sekali untuk mengatakan, “Pujilah Tuhan!” Padahal, sebenarnya perkataan itu tidak bermakna bila yang mengucapkan tidak mengalami Tuhan dalam hidupnya. Pemazmur menyerukan dan memerintahkan jiwanya untuk memuji Tuhan karena seluruh batinnya, jiwanya dan hidupnya sudah mengalami Tuhan. Ia diampuni, disembuhkan dari sakit penyakit, ditebus dari lobang kubur, diberi kasih dan rahmat, dan kebaikan Tuhan secara melimpah. Tidak dapat tidak, ia melontarkan pujian berulang kali: Tuhan bagaikan Bapa yang tak pernah mengingkari anak-Nya, tetapi yang dengan penuh kasih menjaga, merawat, membesarkan, menuntun, dan mengampuni, sekalipun mungkin hati-Nya sering disakiti. Kasih setia Tuhan itu panjang tak terhingga, seperti jauhnya Timur dari Barat. Tidak ada sesuatu pun yang bisa dibandingkan dengan Tuhan. Pemazmur menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang sangat kecil, seperti debu yang tidak berarti dan seperti bunga rumput yang cepat layu, setelah mekar lalu menjadi kering. Sekalipun demikian, Allah menyatakan kasih setia-Nya yang tak berkesudahan dalam hidup orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Banyak orang dapat mengucapkan dan menyebut tentang Tuhan, tetapi tidak banyak orang mengalami Tuhan. Orang yang mengalami Tuhan pun juga belum tentu menaikkan pujian bagi Tuhan jika dia belum sampai pada kesadaran tentang apa yang telah diperbuat Tuhan bagi dirinya yang hanyalah debu semata. Kita perlu terus membangkitkan dalam diri kita pujian bagi Tuhan. Jiwa dan batin kita yang mengalami Tuhan. Relasi kita dengan Allah adalah relasi yang diwarnai sukacita karena perbuatan-Nya dan kasih setia-Nya dalam hidup kita. Jangan pernah lupa bahwa Dialah Bapa kita dan kita adalah anak-Nya. [FW]
Mazmur 103:1-2
“Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!”