Pada zaman dulu, relasi antar negara dijalin melalui hubungan kekeluargaan. Anak perempuan yang cantik seringkali dipakai sebagai "alat" untuk membentuk hubungan. Walaupun tidak bisa dibenarkan, namun dapat dimengerti mengapa Raja Salomo mengambil puteri Firaun sebagai isterinya (3:1). Waktu ia mengambil puteri Firaun sebagai isterinya, iman Raja Salomo masih cukup kuat, sehingga ia masih tetap setia beribadah kepada Tuhan dan permohonan yang diajukannya kepada Allah pun patut dipuji karena dia bukan memohon kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan rakyat (3:5-9). Oleh karena Allah berkenan terhadap permintaan Raja Salomo, Allah bukan hanya memberikan apa yang dimohon oleh Raja Salomo (pengertian untuk memutuskan hukum), tetapi Allah juga mengaruniakan kekayaan dan kemuliaan (3:13).
Dari awal sampai menjelang akhir masa pemerintahannya, apa yang dilakukan oleh Raja Salomo amat mengesankan dan telah membawa Kerajaan Israel ke puncak masa keemasan. Cara Raja Salomo memecahkan masalah perebutan seorang anak oleh dua orang yang mengaku sebagai ibu anak itu menunjukkan adanya hikmat Allah yang menakjubkan bagi para pembaca di sepanjang zaman. Hikmat yang ditunjukkan oleh Raja Salomo dalam memutuskan perkara ini membuat dia amat dihargai oleh seluruh rakyat israel, bahkan oleh bangsabangsa lain yang mendengar kisah tentang hikmatnya.
Kisah Raja Salomo ini mengingatkan kita bahwa kunci kesuksesan adalah kehidupan yang berkenan kepada Allah! Apakah tujuan hidup Anda? Apakah Anda memikirkan kepentingan orang lain? Apakah Anda menjadikan kehendak Allah sebagai bagian dari tujuan hidup Anda? [P]
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" 1 Korintus 10:12