Yehu adalah panglima Raja Yoram yang sudah mengabdi sejak zaman Raja Ahab (9:25). Namun, Yehu lebih dari sekedar panglima biasa. Saat nabi muda utusan Elisa datang, dari antara sekumpulan panglima yang sedang duduk, Yehu yang pertama berbicara. Reputasi "memacu keretanya seperti orang gila," menandakan sifat pemberangnya. Kekuatan dan ketangkasannya sanggup memanah jantung raja Yoram dengan tepat, sedangkan para perwira lain tidak sanggup membunuh Raja Ahazia. Raja itu sempat lari sampai Megido walau akhirnya mati di sana. Ketika para panglima tahu bahwa Yehu sudah diurapi sebagai raja, tanpa ragu mereka menunjukkan pengabdian kepadanya. Yehu lebih ditakuti daripada siapa pun. Utusan tentara bergabung dengannya (9:18, 19). Saat bertemu dengan Izebel, sang ratu mengerikan yang membuat nabi Elia ketakutan, Izebel tidak mengenakan pakaian berkabung walaupun anaknya (Raja Yoram) telah mati. Ia mencat matanya dan menghiasi kepalanya untuk menunjukkan wibawanya sebagai ratu tua yang disegani. Namun, pegawai istana lebih takut kepada Yehu daripada sang ratu. Mereka taat ketika diminta menjatuhkan ratu ini ke bawah.
Perhatikan bahwa Yehu tidak sama dengan Zimri, seperti yang dituduhkan Izebel. Zimri adalah panglima Raja Ela yang mengambil tahta karna ambisi pribadinya (1 Raja 16:9-10, 18). Sedangkan Yehu tidak mungkin merebut takhta jika Tuhan tidak memintanya. Sehebat apa pun kita, jika tahta dan posisi adalah ambisi pribadi kita, kita jauh dari perkenan Tuhan. Karena itu, setialah mengerjakan tugas Anda, sekalipun tugas Anda sepele. Pada waktuNya, Tuhan akan menempatkan kita pada tanggung jawab yang lebih besar. [PHJ]
"... Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan set ia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." Matius 25:21