Ahab adalah pemimpin yang membawa bangsa Israel kepada dosa yang besar dengan menyembah Baal. Murka Tuhan menyala atas dirinya dan kaum keturunannya. Tetapi, Yehu sebaliknya. Sejak terpilih sebagai pemimpin, ia bersemangat untuk melaksanakan keinginan Tuhan. Kepemimpinan Yehu menggentarkan pembesar kota, sehingga mereka memihak kepada (Yehu) dan menuruti perkataannya (10:6-7). Yehu berhasil menghabisi 70 anak raja, beserta semua pengikut dan orang kepercayaan Ahab. Yehu membinasakan 42 orang dari kaum keluarga Yehuda, karena raja Yehuda bersahabat dengan raja Israel yang jahat. Puncaknya adalah Yehu menghabisi semua pengikut dan imam Baal, memusnahkan rumah berhala Baal dan menajiskannya dengan menjadikan tempat itu sebagai toilet. Dalam semua tindakan ini, Tuhan berkenan kepada Yehu (10:30). Sayangnya, Yehu memiliki sisi kelemahan yang "mengakibatkan orang Israel berdosa pula" (10:29, 31), yaitu berkaitan dengan penyembahan anak lembu emas.
Mulai 10:15, dikisahkan tentang seorang bernama Yonadab bin Rekhab yang "hatinya jujur". Selama sekitar 200 tahun (dari zaman Musa sampai Yeremia), keluarga Rekhab memegang janji untuk mengikuti cara hidup bangsa Israel sewaktu dalam pengembaraan, yaitu tidak meminum anggur, tidak mendirikan rumah, tidak membuat kebun (Yeremia 35). Begitu bangganya Tuhan, hingga Ia berfirman bahwa keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani-Nya sepanjang masa (Yeremia 35:19). Seperti apa teladan yang kita tinggalkan bagi keluarga kita, bagi anak cucu kita? Apakah Tuhan berkenan dan bangga pada kita karenanya? Mari kita mengawasi langkah hidup kita mulai dari sekarang! [PHJ]
"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." 1 Timotius 4:16