Yoas, Raja Yehuda, melakukan apa yang benar di mata Tuhan hanya selama imam Yoyada masih hidup. Dalam memerintah, Yoas tidak setegas dan seulet raja-raja yang baik seperti Daud. Yoas tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan. Yoas menaruh perhatian pada rumah Tuhan karena rumah Tuhan adalah tempat ia dibesarkan. Namun, ia tidak cukup mengawasi perbaikannya dengan baik. Perintah perbaikan rumah Tuhan diabaikan, bahkan sampai 23 tahun. Mentalitas para imam yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri membuat rakyat enggan menyerahkan uang untuk rumah Tuhan. Setelah Imam Yoyada mengambil inisiatif untuk memakai sistem kotak persembahan, baru ada cukup dana untuk memperbaiki kerusakan. Yoas beruntung memiliki pekerja yang jujur, sehingga ia tidak perlu melakukan perhitungan keuangan. Saat Hazael menyerang Yerusalem, Yoas bukan berdiri sebagai raja yang memiliki Allah sebagai penolong, melainkan malahan memberikan upeti berupa uang persembahan kudus dan emas dari rumah Tuhan dan istana raja. Hazael saat itu tidak jadi menyerang Yerusalem, namun pada tahun berikutnya, ia datang kembali menyerang Yerusalem dan melukai Yoas. Akhirnya, ketidaksungguhannya mengikut Tuhan berujung pada pembunuhan anak imam Yoyada dan mengakibatkan para pegawainya berbalik membunuh dia (2 Tawarikh 24).
Tidak cukup hanya menjadi pemimpin yang cukup baik karena semua yang setengah-setengah tak akan memberi banyak hasil. Apakah saat ini Anda merasa nyaman dengan keadaan "cukup baik" tanpa sungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan dan hidup yang "lebih" bagi-Nya dan bagi Kerajaan Allah? Marilah kita lebih tekun hidup bagi Tuhan. [PHJ]
"Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, ... untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." Yesaya 49:6