Sesudah Yehu meninggal, Kerajaan Israel diperintah oleh dua keturunan Yehu, yaitu Yoahas selama 17 tahun dan Yoas selama 16 tahun. Kisah kedua raja ini sangat suram. Mereka berdua jahat di mata Tuhan. Dosa Yerobeam tidak dijauhi dan Israel semakin terpuruk dalam kekalahan di tangan Aram. Bahkan, dalam kisah Yoas, tidak nampak sesuatu yang dapat ditonjolkan (13:10-13).
Inti kisah sebenarnya dimulai saat Yoas mengunjungi Nabi Elisa yang sedang sakit keras. Sambil menangisi Elisa, Yoas berkata, "Bapaku, bapaku, kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda," suatu ucapan yang sama yang pernah diucapkan Elisa saat Elia pergi diangkat ke Sorga (2 Raja 2:12; 13:14), yang menunjukkan kegentaran Yoas yang menganggap tanpa Elisa, dia akan kehilangan penyertaan Allah. Elisa kemudian memintanya memanah. Yoas tentu bisa memanah. Namun, tangan Nabi Elisa yang sudah tua diletakkan di atas tangan Yoas untuk mengarahkan. Hal itu menunjukkan bahwa kekuatan manusia tidaklah cukup. Panah pun diarahkan ke Timur, tempat orang Aram berdiam. Elisa mengatakan bahwa Yoas akan mampu mengalahkan musuhnya sebanyak 3 kali. Hal itu kemudian terbukti terjadi (13:14-19, 25).
Yoas adalah "penolong" yang dicatat dalam kisah Yoahas (13:5), yang saat itu belum disebutkan namanya. Melalui dialah, bangsa Israel memperoleh kelepasan. Hidup manusia tanpa Allah hanya akan berakhir dengan keterpurukan dan kekalahan. Penyertaan Allah akan memampukan kita mengalami kelepasan, bahkan menjadi berkat bagi orang lain. Jangan sengaja menjauh dari-Nya, melainkan sungguh-sungguhlah mengandalkan Dia dalam segala tingkah laku Anda. [PHJ]
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:5-6