Amazia--Raja Yehuda--disebut "benar di mata Tuhan" (14:3), sedangkan raja Israel--yaitu Yoas dan Yerobeam--disebut "jahat di mata Tuhan" (13:11; 14:24). Anehnya, raja yang jahat pun bisa melakukan sesuatu yang baik. Yerobeam dipakai Tuhan untuk menolong Israel dengan mengembalikan Damsyik dan Hamat-Yehuda ke wilayah Israel (14:27-28). Sebaliknya, raja yang disebut "benar di mata Tuhan"--yaitu Amazia--justru jatuh ke dalam dosa. Amazia berniat menyewa tentara bayaran dari Israel, 100 ribu orang banyaknya. Namun, atas nasihat abdi Allah ia tidak jadi melakukannya (2 Tawarikh 25:6-10). Memang, ia meraih kemenangan atas Edom. Sayangnya, kemenangan itu membuat hatinya congkak sehingga ia menantang Israel berperang. Amazia bahkan menambah dosanya dengan menyembah allah bani Seir (2 Tawarikh 25:14-16).
Di antara kisah yang mencengangkan di atas, tercatat nama seorang nabi Israel, Yunus bin Amitai (2 Raja-raja 14:25). Kisah hidup sang nabi mencerminkan apa yang terjadi saat itu. Yunus--sang nabi Tuhan--menolak perintah Tuhan untuk mewartakan kabar kehancuran bagi Niniwe karena kuatir bahwa Niniwe akan bertobat dan Allah mengasihani mereka (Yunus 4:2). Padahal, dalam perjalanan Yunus, para pelaut yang tidak mengenal Allah justru mengasihani dia (Yunus 1:10-14). Semua orang Niniwe (yang jahat), ketika mendengar firman Allah, justru mengalami pertobatan (Yunus 3:5-9).
Betapa memalukan jika mereka yang tidak mengenal Tuhan justru lebih menunjukkan kebaikan daripada kita yang mengaku mengenal Tuhan. Maka, marilah kita lebih bersungguh-sungguh melaksanakan iman dan keselamatan yang telah kita terima. [PHJ]
"... kamu harus ... menambahkan kepada imanmu ... kasih akan semua orang. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan." 2 Petrus 1:5-9