Pada umumnya, keberhasilan menunjuk kepada kondisi yang baik, misalnya cita-cita yang tercapai, karir yang meningkat, ekspansi bisnis yang berhasil, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam Yesaya 52:13-15, keberhasilan justru terjadi dalam konteks penderitaan. Dalam 52:13, Sang Hamba akan berhasil dalam makna yang lain, yaitu dapat melakukan tugas dengan baik atau berhasil menyelesaikan tugas. Keberhasilan itu membuat Ia ditinggikan, disanjung, dan dimuliakan, tetapi keberhasilannya sekaligus membuat banyak orang tertegun dan raja-raja terdiam, diikuti dengan penjelasan, "begitu buruk rupanya bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi" (52;14). Hal ini menunjuk kepada sebuah bentuk penderitaan yang dialami oleh Hamba tersebut. Penderitaan secara fisik terlihat jelas karena "begitu buruk rupanya" menunjukkan bagaimana secara fisik Ia dihancurkan sehingga wajah dan tubuhnya terlihat bukan seperti manusia lagi. Nubuat ini digenapi dalam Perjanjian Baru dengan salib sebagai bukti nyata penderitaan fisik yang dialami Yesus Kristus. Penderitaan seperti itulah yang merupakan keberhasilan Sang Hamba, penderitaan yang membuat Sang Hamba ditinggikan, disanjung, dan dimuliakan oleh Allah.
Jika kita mengalami penderitaan karena kesalahan sendiri, penderitaan itu adalah konsekuensi yang harus kita tanggung. Akan tetapi, jika kita mengalami penderitaan karena Tuhan Yesus, percayalah bahwa Yesus Kristus Sang Hamba yang telah lebih dulu menderita akan menyertai kita dalam melewati penderitaan tersebut. Ingatlah bahwa ada upah dalam kerajaan sorga yang disediakan Allah bagi umat-Nya yang menderita karena nama-Nya. [BP]
"Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." Matius 5:11-12