Bila kita membandingkan kehidupan para murid Tuhan Yesus sebelum hari Pentakosta dengan kehidupan mereka pada hari Pentakosta dan sesudah hari Pentakosta, kita bisa melihat terjadinya perubahan yang amat dahsyat. Sebelum Pentakosta, kehidupan para murid Tuhan Yesus amat bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap kali menghadapi masalah yang tak sanggup mereka hadapi sendiri, yang mereka lakukan adalah mencari Tuhan Yesus memohon pertolongan. Saat Tuhan Yesus membiarkan diri-Nya ditangkap oleh para pengawal Bait Allah, murid-murid menjadi ketakutan dan tercerai berai. Saat Tuhan Yesus diadili, hanya Petrus dan seorang murid yang lain (kemungkinan besar Yohanes) yang berani menyaksikan jalannya pengadilan. Saat itu, Petrus yang menyaksikan dari jauh dengan rasa was-was akhirnya menyangkal Tuhan Yesus sampai tiga kali karena takut ketahuan.
Sifat pengecut itu hilang lenyap pada hari Pentakosta. Para murid yang sebelumnya lari ketakutan saat Tuhan Yesus ditangkap, sekarang berani menghadapi ribuan orang. Bahkan, Petrus—yang sebelumnya beberapa kali menunjukkan sikap pengecut—dengan berani berkhotbah di depan sekitar tiga ribu orang. Petrus berkhotbah tentang Kristus dengan sepenuh hati sehingga khotbahnya membuat hati para pendengarnya tersentuh (2:37) dan pada akhirnya ada sekitar tiga ribu orang yang memberi diri mereka untuk dibaptis (2:41). Menurut pendapat Anda, apakah anggota jemaat tempat Anda beribadah telah mengalami perubahan hidup? Menurut pendapat Anda, perubahan hidup macam apa yang seharusnya terjadi bila Roh Kudus hadir di dalam kehidupan orang percaya? [P]
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." 2 Timotius 1:7