Su置dzon adalah kosakata yang cukup popular di masyarakat akhir-akhir ini. Secara umum, kata itu berarti sikap seseorang yang berprasangka buruk terhadap orang lain, suatu peristiwa, suatu masalah, atau suatu keadaan. Bagi orang yang su置dzon, hal yang benar akan dianggap salah dan yang baik akan dianggap jahat.
Di kayu salib, Yesus Kristus memanggil Allah Bapa, "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?" (15:34) karena penderitaan dahsyat secara fisik, mental dan spiritual yang Dia alami karena Dia menanggung dosa manusia. Akan tetapi, para pembencinya mengira bahwa Yesus Kristus memanggil nabi Elia untuk meminta tolong, padahal semestinya Elia yang datang menghadap Dia. Para pembencinya menghina dengan mengatakan bahwa jika Yesus Kristus adalah Mesias, Sang Raja Penyelamat, Dia akan turun dari kayu salib. Karena Dia tidak turun dari kayu salib maka mereka su置dzon bahwa Yesus hanyalah manusia biasa, padahal Yesus Kristus tidak turun dari kayu salib karena Dia sedang menanggung dosa manusia di kayu salib. Bila Dia turun dari kayu salib, manusia akan celaka dan binasa dalam dosa karena tidak ada yang menebus dosa manusia.
Su置dzon atau kecenderungan curiga itu berbahaya. Bedakan antara curiga yang sehat dengan kecenderungan curiga atau kecenderungan mencari kesalahan serta kejelekan orang lain! Dalam menjalin relasi dengan orang lain, tunjukkan penghargaan dan sifat yang positif! Jika kita mencari-cari kesalahan seseorang, orang itu akan membalas dengan sikap negatif. Tunjukkan kasih yang sepantasnya tanpa bersikap naif, maka respon yang baik akan muncul. [MB]
"Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia." Amsal 3:3-4