Mengingat bahwa hanya dalam waktu singkat, Rasul Paulus telah berhasil membina orang-orang percaya di Tesalonika menjadi suatu jemaat teladan, para pemimpin gereja pada masa kini perlu meniru cara Rasul Paulus melayani:
Pertama, pelayanannya merupakan perjuangan berat yang dilaksanakan dengan keberanian yang dilandasi oleh kebersandaran kepada Allah (2:2). Buah pelayanannya diperoleh melalui perjuangan yang berisiko tinggi. Orangorang Yahudi--yang tidak mau menerima Tuhan Yesus sebagai Sang Mesias yang dijanjikan Allah--gampang merasa iri saat melihat kesuksesan pelayanan Rasul Paulus, dan mereka menghalalkan segala cara untuk menghalangi pelayanannya. Kedua, pelayanannya dilandasi oleh keinginan menyenangkan hati Allah, bukan untuk menyenangkan manusia. Oleh karena itu, pelayanannya tidak dihentikan saat dia menghadapi oposisi atau saat dia ditolak, bahkan saat dia menghadapi penjara (penganiayaan). Ketiga, pelayanannya dilakukan dengan tulus, dengan sikap seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya dan seperti seorang ayah yang menasihati dan menguatkan hati anak-anaknya satu persatu. Keempat, pelayanannya dilakukan bukan hanya melalui perkataan, tetapi melalui seluruh hidupnya (2:8). Jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan bagi orang percaya di seluruh Makedonia dan Akhaya karena mereka telah lebih dulu melihat teladan di dalam kehidupan Rasul Paulus.
Apakah Anda memiliki orang tua rohani yang telah menjadi teladan bagi kehidupan Anda? Apakah Anda telah menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar Anda (keluarga, rekan kerja, tetangga, dan sebagainya? [P]
"Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, kar ena kamu telah kami kasihi." 1 Tesalonika 2:8