Ada dua hal utama yang diperlukan untuk mendukung keteladanan jemaat: Pertama, kekudusan hidup (4:1-8). Kudus berarti terpisah. Hidup yang kudus adalah hidup yang terpisah dari dosa dan dipersembahkan untuk melakukan kehendak Allah. Salah satu wujud kekudusan hidup adalah menjauhi percabulan. Orang yang tidak sanggup menjauhi percabulan tidak akan bisa menjadi teladan bagi orang lain. Perhatikan bahwa banyak pemimpin dunia yang kehilangan wibawa atau pengaruh karena tidak bisa mengekang hawa nafsunya. Untuk bisa menguasai hawa nafsu, salah satu hal yang bisa dilakukan janganlah kita membiarkan pikiran kita menjadi liar, melainkan kita harus membentuk pemikiran bahwa lawan jenis kita adalah saudara kita yang harus kita kasihi, bukan objek pelampiasan hawa nafsu kita (4:9-10).
Kedua, pengharapan akan kehidupan sesudah kematian (4:13-18). Karena kebangkitan Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia telah mengalahkan kematian, maka orang yang mati dalam Tuhan memiliki pengharapan yang melampaui kematian. Pengharapan akan kebangkitan sesudah kematian akan menguatkan kita untuk tidak menggadaikan kekudusan hidup kita hanya untuk menikmati kesenangan sesaat. Karena ada kebangkitan orang mati, maka manfaat perjuangan kita untuk melakukan kehendak Allah tidak akan berakhir di lubang kubur. Kebangkitan sesudah kematian adalah kebangkitan menuju kekekalan. Hidup ini amat singkat bila dibandingkan dengan kekekalan. Oleh karena itu, kesempatan hidup yang singkat ini harus dipergunakan untuk mempersiapkan kehidupan di dalam kekekalan. Apakah menjaga kekudusan dan pengharapan telah menjadi prioritas dalam hidup Anda? [P]
"Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mer eka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." 1 Tesalonika 4:13