Sang guru hikmat memberikan kita tiga peringatan yang perlu diperhatikan, yaitu tentang menjadi penanggung hutang sesama (6:1-5), kemalasan (6:6-11), dan pembuat pertikaian atau pertengkaran saudara (6:12-19). Peringatan pertama menjelaskan bahwa memberi jaminan untuk hutang seseorang (janji membayar hutang jika orang itu tidak sanggup membayar) adalah jebakan yang bisa membuat kehidupan menjadi beban berat bila sahabat yang berutang gagal membayar sesudah memiliki penjamin. Menjadi penanggung sesama tidak salah, tetapi tidak bijaksana.
Peringatan kedua mengajak pembaca yang pemalas untuk belajar dari semut yang terus bekerja sama membawa makanan selagi musimnya memungkinkan. Mereka dapat melakukannya dengan baik sekalipun tiada pemimpin atau pengatur. Lain halnya dengan pemalas, dia selalu mengundurkan waktu untuk memulai dengan berkata "sebentar lagi" (tiga kali frase ini disebut dalam 6:10, diulangi di 24:33-34). Guru hikmat mengingatkan kita bahwa pada akhirnya si pemalas akan mengalami kemiskinan dan kekurangan akibat kemalasannya.
Peringatan ketiga mengingatkan bahwa orang yang selalu membuat pertengkaran adalah orang yang tidak berguna dan jahat. Gaya bahasa bilangan (6:16, "enam perkara ..., bahkan tujuh perkara ...") dipakai untuk menunjukkan bahwa perkara yang ketujuh--yang mungkin diabaikan--adalah perkara yang menjadi perhatian, yaitu bahwa "menimbulkan pertengkaran saudara" adalah hal yang paling "dibenci Tuhan". Di bagian ini, guru hikmat memberikan observasi bahwa orang berkarakter demikian akan mengalami kebinasaan dengan tiba-tiba (6:15) karena Tuhan membenci perkara demikian. [A]
"Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama mur ni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." Yakobus 3:17