Sesudah pasal 5, sang guru hikmat memberi peringatan tentang perzinahan. Sebagai anak, apa yang diajarkan di bagian ini harus disimpan dalam hati (6:21; 7:2, 3) agar kita tidak jatuh kepada rayuan dan "membelok ke jalan-jalan perempuan" jahat (6:25; 7:25). Sang guru hikmat mengingatkan tentang akhir perbuatan zinah: Perzinahan dengan seorang pelacur membuat seorang laki-laki bisa sampai kelaparan dan hanya memiliki "sepotong roti" (6:26a, versi Chinese Union Version). Versi Terjemahan Lama Lembaga Alkitab Indonesia--"Karena oleh seorang sundal masuklah orang dalam hal kekurangan makan"--lebih tepat daripada versi Terjemahan Baru. Guru hikmat menambahkan bahwa bila seseorang berzinah dengan istri orang lain, nyawalah yang menjadi taruhan.
Bagian ini mengingatkan bahwa perzinahan adalah perbuatan dosa yang terlalu besar risikonya. Perzinahan seperti bermain api dan orang yang bermain api pasti akan terbakar (6:27-29). Bila perbuatan dosa seperti mencuri saja mendapat ganjaran hukuman berat (6:30-31), lebih-lebih perbuatan zinah dengan wanita yang bukan istri pasti diganjar hukuman yang sangat berat, yang membawa kepada "maut" (7:27) karena "cemburu" dan pembalasan dendam "tanpa belas kasihan" dari anggota keluarga (suami wanita tersebut, 6:34-35), serta tidak akan luput dari hukuman Allah (6:29).
Jika sang guru hikmat sudah memberitahu dan mengingatkan para pembaca tentang konsekuensi akhir yang tragis dari perzinahan, maka adalah bijaksana jika kita terus memegang, memelihara dan menyimpan ajaran ini seumur hidup kita dan meneruskannya kepada anggota keluarga kita sampai generasi berikutnya. [A]
Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" ... supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing ... Amsal 7:4-5