Tabut perjanjian memiliki perjalanan sejarah yang panjang: direbut oleh orang Filistin, dikembalikan, diabaikan oleh Raja Saul, disimpan di rumah Abinadab selama 20 tahun, Uza anak Abinadab dihukum mati oleh TUHAN di depan mata Daud karena UZA telah memegang tabut tersebut. Peristiwa ini membuat tabut di taruh di rumah Obed–Edom, orang Gat itu, selama 3 bulan (1 Samuel 4:11, 6:1-12, 7:1-2; 1 Tawarikh 13:3, 13-14).
1 Tawarikh 15 mengisahkan kerinduan Raja Daud untuk membawa kembali tabut perjanjian ke kota Daud (Yerusalem). Tempat telah disiapkan dan tugas untuk mengangkut Tabut Perjanjian itu diserahkan kepada Suku Lewi. Suku Lewi adalah satu-satunya suku yang diizinkan (diperintahkan) TUHAN untuk mengangkut Tabut Perjanjian. Saat Tabut Perjanjian diangkut dari rumah Obed-Edom, para penyanyi dari suku Lewi memperdengarkan suara mereka dengan diiringi alat musik seperti gambus, kecapi, dan ceracap. Seluruh orang Israel bersoraksorai dan rasa sukacita Daud diungkapkan dengan melompat–lompat serta menari–nari. Mereka amat bersukacita karena tabut yang merupakan tempat Allah bertemu dengan umat-Nya dan tanda kehadiran Allah di antara umat Israel berhasil dipindahkan oleh orang Lewi ke Yerusalem (15:15-29).
Apakah Anda memiliki sukacita yang didasarkan pada janji penyertaan Allah? Dalam Matius 28:20, Tuhan Yesus memberikan janji, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Janji penyertaan-Nya itu menjamin kepedulian-Nya terhadap diri kita. Kita bisa meyakini bahwa Allah Tritunggal yang Mahahadir itu menyertai kita. Oleh karena itu, sepatutnyalah bila Anda senantiasa bersukacita. [R]
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4