Kerajaan Israel memiliki raja baru yaitu Daud. Raja Daud dan semua orang Israel bersukacita. Sukacita mereka diwujudkan dengan menaikkan pujian pengagungan bagi TUHAN. Kesadaran Raja Daud bahwa TUHAN telah memilih, menjaga, dan menetapkan dia menjadi raja Israel diikuti dengan keputusan perdana Raja Daud, yaitu menetapkan tim--yang dipimpin oleh Asaf--untuk menaikkan pujian dan pengagungan bagi TUHAN. Asaf dipilih sebagai pemimpin karena dia adalah seorang ahli musik keturunan suku Lewi dari bani Gerson yang hidup pada zaman Raja Daud. Tugas tim tersebut adalah menaikkan pujian bagi Allah di hadapan tabut perjanjian TUHAN setiap hari. Tugas mempersembahkan korban bakaran bagi TUHAN dipercayakan pada imam Zadok, putra Ahitub (2 Samuel 8:17) keturunan Eliezer (putra ketiga Harun). Imam Zadok bertanggung jawab untuk mempersembahkan korban bakaran di depan Kemah Suci--yang saat itu berada di Gibeon--setiap pagi dan petang.
Penekanan Raja Daud begitu jelas, yaitu bahwa kita harus setia beribadah. Waspadalah agar kesuksesan dalam hidup tidak membuat kita melalaikan ibadah. Ingatlah bahwa ibadah itu bukan hanya sekedar "acara" ibadah (kebaktian), melainkan mencakup keseluruhan hidup kita. Seluruh aspek kehidupan yang kita jalani--pekerjaan, usaha, studi, dan sebagainya--harus kita pandang sebagai bagian dari ibadah (pengabdian) kita di hadapan Tuhan. Sadarkah Anda bahwa bila Anda mempersembahkan seluruh hidup Anda kepada Tuhan, maka apa pun juga yang Anda lakukan (termasuk kegiatan atau pelayanan di gereja serta kegiatan lain yang Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari) merupakan bagian dari ibadah? (bandingkan dengan Kolose 3:23). [R]
"Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!" Mazmur 96:8-9