Salah satu sifat manusia adalah senang menonjolkan diri. Saat sifat ini disandingkan dengan kesombongan, apalagi keangkuhan, malapetaka akan muncul. Kesombongan Raja Daud membuat ia memerintahkan penghitungan seluruh rakyat yang mampu berperang (dapat memegang pedang). Yoab meyakini bahwa perintah ini tidak semestinya (21:3), tetapi ia tidak memiliki kuasa untuk menolak, sehingga ia terpaksa menjalankan perintah yang dianggapnya keji itu dengan perasaan terpaksa (21:4, 6). Akibatnya, TUHAN menghukum Raja Daud. Daud harus memilih satu dari antara tiga macam hukuman, yaitu tiga tahun kelaparan, tiga bulan melarikan diri dari kejaran lawan, atau penyakit sampar yang akan melanda seluruh negeri.
Raja Daud memilih pilihan ketiga, yaitu penyakit sampar menimpa orang Israel. Kesombongan Raja Daud harus dibayar mahal, yaitu dengan kematian. Kita patut bersyukur karena Raja Daud sadar, bertobat, dan memohon pengampunan TUHAN (21:16-17), sehingga malaikat TUHAN mengutus Nabi Gad untuk menyuruh Raja Daud mendirikan mezbah di tempat pengirikan Onan guna mempersembahkan korban. Akhirnya Tuhan mengampuni Raja Daud dan menghentikan malapetaka itu.
Kadang-kadang orang Kristen juga bersikap dan bertindak seperti raja Daud. Saat berhasil, kita menjadi sombong lalu melakukan sesuatu untuk menonjolkan diri. Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan bahwa saat kita berada di puncak kesuksesan, kita harus selalu menyadari bahwa kesuksesan tersebut merupakan pemberian TUHAN. Apakah Anda bisa mengingat saat-saat Anda mencapai kesuksesan? Saat itu, apakah Anda sadar bahwa kesuksesan tersebut adalah pemberian TUHAN? [R]
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 1 Petrus 5:5