Pemimpin adalah orang yang paling dihormati dalam sebuah komunitas. Namun, pernahkah Anda melihat bahwa orang yang kita kagumi berlutut demi kepentingan kita? Bagaimana mata kita tidak menjadi basah karena terharu, dan kita memohon agar pemimpin kita itu segera berdiri, karna kita merasa tidak semestinya bila seorang pemimpin berlutut demi kita yang dipimpinnya.
Saat memimpin ibadah pentahbisan Rumah Allah, tampak jelas pancaran rasa syukur Raja Salomo yang sangat besar karena Tuhan telah menggenapi janji-Nya dengan mengizinkan dirinya mendirikan rumah bagi Tuhan. Namun, Salomo tidak menampilkan kehebatannya sebagai pemimpin atau kesuksesannya membangun Bait Allah, walaupun ayahnya sendiri--yaitu Raja Daud yang tersohor--tidak diizinkan Allah membangun Bait Suci. Di hadapan seluruh rakyat Israel, Raja Salomo berlutut dan memohon kepada Tuhan. Betapa menggetarkan hati saat melihat seorang raja berlutut demi membela rakyatnya dan memohon agar Tuhan berkenan mengasihani umat-Nya, sehingga siapa pun yang kelak datang ke Rumah Allah untuk berdoa, baik menyangkut permohonan umat Tuhan--yang memohon keadilan, pertolongan, hujan, serta kelepasan dari kelaparan, penyakit, musuh (6:20-30)--maupun menyangkut permohonan orang asing (6:32-33), agar Tuhan berkenan mendengar dan menjawabnya.
Tuhan Yesus pernah melakukan hal yang sama bagi kita. Saat berhadapan dengan murka Allah yang menyalanyala atas diri manusia berdosa, Tuhan Yesus berlutut berdoa dan memohon bagi kita di Taman Getsemani. Betapa kita yang tidak layak ini sangat dikasihi! Terima kasih Tuhan Yesus! [PHJ]
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Matius 26:42