Suatu saat, terdengar teriakan anak kami yang pertama, "Papiiii…doa sama-sama yuuukk.. Ini kan udah waktunya family time." Saya menjawab, "Sebentar nak, tanggung nih.. papi udah level 1.111." "Ah Papi mah kalau udah main game, gak bisa diganggu," celetuk anak kedua kami.
Alkitab memerintahkan anak-anak untuk menaati orang tua. Akan tetapi, sadarilah bahwa perintah selengkapnya adalah, "…taatilah orang tuamu di dalam Tuhan …." (6:1). Bagaimana orang tua bisa menuntut anak-anak untuk menaati orang tua yang tidak saleh, egois, dan hanya memuaskan kenikmatan diri sendiri? Bila cukup peka, orang tua yang masih gigih mendidik anak mereka dalam Tuhan akan merasa tertegur saat mereka gagal menjalani hidup di dalam Tuhan. Anak-anak (yang marah melihat sikap orang tua mereka) berontak dan tidak mau patuh, karena tidak ada kuasa dalam kata-kata orang tua yang tidak saleh. Tidak mengherankan bila Paulus mengingatkan para orang tua, khususnya para bapa, "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (6:4)."
Gadget telah merampas waktu yang seharusnya kita habiskan bersama dengan anak-anak kita. Kecanduan gadget telah menjadi kebiasaan yang merusak relasi. Bayangkanlah kondisi generasi penerus kita! Generasi mendatang akan merasa terasing (karena tidak mendapat cukup perhatian dan kasih sayang), serta penuh kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan (karena merasa diabaikan), menghalalkan segala cara (untuk mencari perhatian), dan seterusnya. Bayangkan interaksi mereka dengan lingkungan! Bayangkan cara mereka mendidik anak-anak mereka kelak. Apakah gereja siap melayani generasi seperti ini? [MN]
"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." Efesus 5:15-16