Mengapa ada orang yang mudah membenci, marah, dan menghakimi orang lain? Kemungkinan, kecenderungan itu disebabkan oleh kesombongan. Haman sudah mendapat kemuliaan, kekayaan, anak laki-laki, bahkan kenaikan pangkat yang begitu besar dari raja, sehingga kekuasaannya melampaui semua pembesar yang lain (5:11). Namun, kebencian terhadap Mordekhai membuat semua hal di atas seperti tidak ada artinya. Mordekhai seperti setitik nila yang merusak susu sebelanga bagi Haman.
Setelah mendapat undangan perjamuan dari Ratu Ester, rasa sombong dan percaya diri Haman semakin besar, sehingga ia lupa diri. Nasihat istri dan sahabat-sahabatnya membuat ia cepat-cepat membuat tiang untuk menyulakan Mordekhai sebelum tiba waktu pemusnahan bagi orang Yahudi. Namun, Allah yang bekerja di balik layar tidak membiarkan keinginan Haman terwujud. Allah membuat hati Raja Ahasyweros gelisah sehingga ia tidak bisa tidur pada malam itu, dan secara ajaib membaca kitab catatan sejarah, termasuk catatan tentang Mordekhai. Allah bekerja di hati raja untuk memberikan penghargaan pada Mordekhai. Allah merancang kemunculan Haman yang sombong dan berniat jahat itu, lalu raja memerintahkan agar kehormatan dianugerahkan kepada Mordekhai sesuai dengan apa yang disangka akan diterima oleh Haman.
Disini terlihat jelas ironi yang dikerjakan Tuhan di balik layar. Tak pernah terpikir oleh Haman bahwa ia akan mengalami ironi yang begitu memalukan dan menyedihkan. Ia merancang tindakan jahat terhadap Mordekhai, tetapi ia justru harus memuliakan Mordekhai. Firman Tuhan mengajar kita untuk berhati-hati terhadap kekekayan, kemuliaan, atau kemampuan kita. Jangan sampai semua itu membuat kita sombong, lalu kita berbuat jahat di mata Tuhan! [WY]
"Bila kefasikan datang, datanglah juga penghinaan dan cela disertai cemooh." Amsal 18:3