Selasa, 15 Juli 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 15
Bagi Nabi Yeremia, menjadi nabi merupakan suatu tugas yang berat yang membuat dia menyesali hari kelahirannya. Kehidupannya dirasakan sebagai masalah bagi orang lain, yaitu saudara sebangsanya. Sang nabi merasa bahwa tidak ada seorang pun yang ramah terhadap dirinya. Semua orang mengutuki dirinya bukan karena kehidupannya bobrok, tetapi karena kebenaran firman Allah yang disampaikannya (15:10). Di tengah keadaan seperti ini, Nabi Yeremia berharap bahwa Tuhan memperhatikan dia dan segera menolongnya.
Nabi Yeremia bertanya kepada Tuhan, mengapa penderitaan yang dialaminya seperti tidak ada habisnya. Mungkin kita bisa terperanjat saat membaca tentang kekecewaan Nabi Yeremia terhadap Tuhan. Nabi Yeremia merasa bahwa Tuhan tidak memenuhi apa yang dia harapkan (15:18, seperti sungai yang curang, tidak dapat dipercayai. Perhatikan bahwa Nabi Musa juga pernah mengalami putus asa karena beban berat yang harus dia pikul (Bilangan 11:10-15), demikian pula dengan Yosua (Yosua 7:6-11) dan Nabi Elia yang ingin mati (1 Raja-raja 19). Ternyata bahwa seorang hamba Tuhan adalah manusia biasa yang masih bisa berkeluh kesah, merasa kecil hati, dan merasa ketakutan.
Allah mengetahui beratnya tekanan yang dialami oleh Nabi Yeremia dalam menjalankan tugasnya. Walaupun Nabi Yeremia telah mengucapkan hal yang tidak berharga (15:18), Allah dengan penuh kasih menyerukan kepada Nabi Yeremia untuk “kembali” atau “bertobat”. Bila Nabi Yeremia kembali kepada Allah dan percaya kepada janji-Nya, Allah akan menyertai Nabi Yeremia dan menguatkan dia (15:19-21). Demikian pula, Tuhan akan selalu menyertai dan menguatkan orang percaya dalam menjalani tantangan kehidupan yang berat untuk menjadi alat di tangan-Nya guna menyatakan kemuliaan-Nya. [LH]
Yeremia 1:8
“Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau
untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.”