Bagaimana respons Imam Eli saat mendengar firman Tuhan yang menubuatkan penghukuman terhadap keluarganya? Alkitab tidak mencatat respons Imam Eli. Pertobatan umumnya dicatat di dalam Alkitab?misalnya pertobatan Raja Daud?sehingga tampaknya, Imam Eli tidak bertobat dan tidak memohon belas kasihan Tuhan. Dalam riwayat Raja Daud, Tuhan mengutus Natan untuk menegur Daud?yang berbuat dosa dengan membuat Uria tewas dalam peperangan karena Daud ingin memperistri Batsyeba, istri Uria?dan Daud bertobat serta meminta ampun kepada Tuhan (2 Samuel 12). Pertobatan tidak serta merta membuat Tuhan menangguhkan hukuman, namun orang yang bertobat setelah mendengar firman Tuhan dapat memulai hidup baru. Bertobat berarti memberi kesempatan kepada diri sendiri untuk hidup lebih baik dan menjadi berkat. Orang yang tidak bertobat setelah mendengar firman Tuhan sedang mencelakai diri sendiri. Ia akan menerima hukuman dari Tuhan, dan kehilangan kesempatan untuk hidup berkenan di hadapan Tuhan.
Pada zaman Eli, Tuhan jarang berfirman, dan penglihatan pun tidak sering (3:1). Melalui firman Tuhan yang disampaikan melalui Samuel, mungkin Tuhan memberi kesempatan kepada Imam Eli dan anak-anaknya untuk bertobat dan memohon belas kasihan Tuhan. Namun, ternyata bahwa Imam Eli tidak bertobat karena ia lebih menghormati anak-anaknya ketimbang menghormati Tuhan (2:29). Saat ini, kita masih memiliki kesempatan untuk mendengarkan firman Tuhan. Kesempatan itu merupakan anugerah yang Tuhan berikan agar kita berubah atau bertobat. Waspadalah agar kita jangan sampai menjadi bosan atau hati kita menjadi kesal saat mendengar peringatan Tuhan. Ingatlah bahwa kesempatan yang Tuhan berikan melalui firman yang masih bisa kita dengar itu diberikan dalam jangka waktu yang terbatas. Suatu saat, kesempatan mendengar firman Tuhan akan tertutup. Pada masa kini, banyak orang yang hanya mau mendengar firman Tuhan yang dianggap selalu bersifat membangun atau memotivasi dan tidak pernah menegur. Sikap terhadap firman Tuhan yang seperti itu adalah sikap yang merugikan diri sendiri. Firman Tuhan?termasuk yang bersifat menegur?harus direspons dengan sikap ketaatan agar hidup kita berkenan kepada-Nya.