Ketika hidup di Yerusalem, Daniel telah mengalami sendiri situasi kehancuran umat Israel yang disebabkan karena raja-raja Israel telah berlaku jahat di mata Tuhan. Di tengah situasi Yerusalem yang tidak nyaman itu, tiba-tiba Daniel “dipindahkan” ke istana Babel. Walaupun statusnya adalah sebagai tawanan di Babel, ia tinggal di istana raja, bahkan diberi makanan dan minuman raja! Suatu perubahan yang membingungkan, bukan?
Selain itu, Daniel diberi tugas belajar di istana raja. Menurut temuan arkeologi, kerajaan Babel memiliki sekolah dan perpustakaan yang sangat baik pada masanya. Bangsa Babel memiliki pengetahuan tentang kedokteran, astronomi, matematika, arsitektur, dan teknik yang jauh lebih unggul daripada orang Yahudi (Howard F. Vos, di dalam Nelson’s New Illustrated Bible Manners and Customs: How the People of the Bible Reallly Lived). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi—yang mungkin baru terjadi di masa depan bagi orang Israel—kini dipercepat untuk segera dikuasai oleh Daniel (Future Fast Forward). Bagi orang muda yang cerdas seperti Daniel, hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik. Namun, Daniel juga dihadapkan pada situasi yang bertentangan dengan imannya, yaitu Ia harus memakan makanan dan minuman raja. Ada kemungkinan bahwa makanan dan minuman tersebut haram. Setidaknya, melalui makanan dan minuman itu, raja ingin agar Daniel terlena pada kenikmatan istana dan bergantung pada raja. Puji Tuhan, Daniel memiliki hikmat untuk memilah mana yang baik dan yang benar, dan ia berani menolak apa yang tidak sesuai dengan imannya.
Kita mengalami situasi yang mirip dengan pengalaman Daniel. Banyak orang tua membatasi anaknya dalam memakai gadget. Namun, wabah Covid-19 memaksa orang tua—baik di kota maupun di desa—merelakan anaknya untuk menggunakan gadget saat belajar dari rumah! Future Fast Forward! Kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terelakkan. Internet menyediakan milyaran informasi baik yang berguna bagi kemajuan kita, namun internet juga menyediakan milyaran informasi yang dapat merusak iman dan hidup kita. Kita perlu memiliki hikmat seperti Daniel dalam menerima kemajuan dan bersikap selektif supaya tidak tercemar.