Sebagai orang yang dipengaruhi adat Timur, kita sering kali merasa sungkan menegur kesalahan orang lain secara langsung, apalagi bila orang yang bersalah memiliki kedudukan di atas kita, seperti orang tua, pimpinan perusahaan, gembala jemaat, atau sesepuh penatua gereja. Akibatnya, banyak kesalahan terus berulang, baik disadari maupun tidak. Ketimbang membiarkan saja terjadinya kesalahan karena kita merasa sungkan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menegur lewat sindiran melalui cerita perumpamaan. Menegur melalui cerita perumpamaan itu seperti mencampur jamu yang pahit dengan madu. Dengan demikian, orang yang bersalah diharapkan menyadari kesalahannya tanpa merasa disakiti atau merasa malu--yang pasti akan terjadi bila ditegur secara langsung. Cara menegur melalui perumpamaan itulah yang dipilih oleh nabi Natan saat hendak menegur Raja Daud yang sudah tidak peka terhadap dosanya yang keji.
Kisah perumpamaan si kaya yang bersikap semena-mena terhadap si miskin dengan merampas domba satu-satunya yang dimiliki si miskin ternyata menggugah perasaan Raja Daud. Dengan luapan emosi, Raja Daud menyatakan bahwa orang seperti si kaya dalam cerita itu pantas dihukum mati. Namun, perkataan itu seperti menampar muka sendiri karena kemudian Nabi Natan mengatakan bahwa tokoh keji dalam perumpamaan itu adalah diri Raja Daud sendiri! Sangat ironis bahwa Raja Daud mampu menilai dosa orang lain, tetapi ia tidak peka terhadap dosanya sendiri. Teguran nabi Natan ini menjadi titik balik bagi pertobatan Raja Daud. Sekalipun demikian, ia tetap harus menanggung konsekuensi berupa hukuman dosa (12:10-14), yaitu kematian anak hasil perzinahannya dengan Batsyeba. Pada akhirnya, teguran Tuhan kepada Raja Daud yang disampaikan melalui Nabi Natan menghasilkan pemulihan.
Tidak banyak orang yang peka terhadap dosa yang dilakukannya sendiri. Namun,?Tuhan ingin agar semua orang menyadari dosanya. Allah juga menginginkan agar kita, anak-anak-Nya, bersedia dipakai sebagai alat-Nya untuk menegur dosa, sehingga orang berdosa bisa menyadari kesalahannya dan kembali kepada Tuhan. Mintalah hikmat dari Tuhan agar teguran kita bisa membawa kepada penyesalan dan pertobatan orang berdosa.