Allah bisa memakai berbagai cara untuk menolong anak-anak-Nya yang mengalami kesulitan. Pada umumnya, kita berharap bahwa Tuhan segera menyelesaikan setiap masalah atau kesulitan yang kita hadapi. Akan tetapi, sering kali Allah menghendaki agar kita mempelajari sesuatu melalui proses yang harus kita lalui saat menyelesaikan masalah atau kesulitan itu. Proses itu juga harus dijalani oleh Raja Daud saat melarikan diri dari Absalom yang berniat membunuhnya.
Meskipun Absalom menganggap nasihat Husai lebih baik daripada nasihat Ahitofel, tidak berarti bahwa kondisi Raja Daud aman. Supaya Raja Daud bersiap menghadapi serbuan pasukan Absalom, Husai memberi kabar kepada Daud melalui Yonatan--anak imam Zadok--dan Ahimaas--anak Abyatar--tentang rencana penyerangan Absalom. Yonatan dan Ahimaas merasa sangat tegang saat ketahuan dan dikejar oleh prajurit Absalom. Namun, Tuhan meluputkan mereka, sehingga Raja Daud bisa memahami rencana serangan Absalom. Berdasarkan kabar tersebut, Daud memutuskan untuk menyeberangi sungai Yordan bersama seluruh pasukannya dan pergi menjauh hingga tiba di Mahanaim, sebuah kota di bagian Utara Gilead. Daud sangat bersyukur karena di kota ini, dia melihat bahwa Tuhan menolongnya melalui sahabat-sahabat yang menjumpai dan memberi bahan makanan, peralatan masak, serta tempat tidur bagi dirinya dan pasukannya.
Absalom harus menelan pil pahit berupa kabar tentang kematian Ahitofel. Karena nasihatnya tidak diindahkan Absalom, Ahitofel menghadapi situasi sulit. Jika nasihat Husai berhasil membuat Daud terbunuh, Ahitofel tidak akan dipercaya lagi oleh Absalom. Keadaan yang tidak nyaman itu membuat Ahitofel memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Meski merasa kehilangan atas wafatnya Ahitofel, rencana pengejaran tetap dilaksanakan. Absalom yang sangat berambisi membunuh Raja Daud turut menyeberangi sungai Yordan bersama pasukannya hingga tiba dan bermalam di daerah Gilead.
Dalam hidup kita, sering kali Tuhan seolah-olah membiarkan kita sendirian menghadapi kesulitan hidup. Namun, sebenarnya Tuhan tidak pernah mengabaikan kita. Tuhan pasti akan bertindak menolong sesuai dengan janji-Nya (bandingkan dengan 1 Korintus 10:13). Melalui proses yang kita lalui, Tuhan mendewasakan iman kita.