Sesudah Kerajaan Babel dihukum Tuhan melalui tangan Kerajaan Media Persia (13:17), Tuhan mengembalikan bangsa Israel yang berasal dari Kerajaan Selatan--yaitu terdiri dari suku Yehuda, suku Benyamin, dan suku Lewi--ke Tanah Kanaan atau Tanah Perjanjian. Kembalinya bangsa Israel dari pembuangan di Babel itu diceritakan dalam kitab Ezra dan Nehemia. Akan tetapi, terdapat persoalan menyangkut "orang asing menggabungkan diri pada mereka" (14:1) karena di awal kembalinya bangsa Israel dari pembuangan, persoalan mereka adalah bagaimana mempertahankan kemurnian iman. Mereka ingin menghindar dari terjadinya kompromi iman--karena pengaruh bangsa kafir di sekeliling mereka--yang telah membuat mereka dibuang ke Babel. Ada yang berpendapat bahwa nubuat tersebut menunjuk kepada Israel secara rohani, yaitu gereja yang tidak dibatasi oleh kesukuan, sehingga mencakup segala bangsa.
Sesudah nubuat kejatuhan Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel serta peristiwa pembuangan dan kembalinya bangsa Israel dari pembuangan di Babel digenapi, barulah umat Tuhan memahami kebenaran firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yesaya, "Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana." (14:24b). Bagi umat Tuhan saat ini, kisah penggenapan nubuat itu bukan hanya sekadar cerita menarik, melainkan kisah yang membangkitkan keyakinan bahwa firman Tuhan pasti terlaksana, sehingga sudah sepatutnya bila umat Tuhan bersandar kepada Tuhan saja.
Campur tangan Allah dalam sejarah membedakan pandangan umat Tuhan dengan pandangan bangsa Filistin yang sembahannya adalah berhala yang bisu. Bangsa Filistin senang saat mereka mengetahui bahwa Raja Ahas yang merupakan musuh mereka telah mati. Mereka berpikir bahwa kematian Raja Ahas membuat mereka aman, padahal musuh paling berbahaya yang akan menghancurkan mereka adalah bangsa Asyur (14:28-31). Mereka juga tidak tahu bahwa Raja Hizkia--pengganti Raja Ahas--adalah seorang raja yang beriman yang dilindungi Tuhan dari ancaman bangsa Asyur (14:32). Bagaimana dengan diri Anda: Pada masa pandemi ini, apakah Anda masih meyakini bahwa Allah tetap berkuasa dan Anda tetap berlindung kepada-Nya?