Jumat, 31 Januari 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 36
Iman tidak meniadakan akal budi, tetapi akal budi juga tidak boleh menggeser iman. Akal budi harus ditempatkan pada tempatnya, yaitu bahwa akal budi harus ditempatkan di bawah iman. Bangsa Yehuda melakukan kesalahan ketika memutuskan untuk mencari bantuan kepada Mesir. Mesir tidak boleh diharapkan bukan hanya karena Mesir tidak bisa diandalkan, tetapi juga karena Allah tidak menghendaki umat-Nya mengandalkan Mesir. Allah menghendaki agar umat-Nya mengandalkan Dia saja, tidak mengandalkan yang lain. Akan tetapi, mengandalkan Allah saja itu tidak mudah karena kehadiran Allah tidak bisa kita lihat secara fisik. Kita cenderung mengandalkan apa yang kelihatan, sedangkan hidup beriman berarti mengandalkan apa yang tidak kelihatan.
Iman umat Yehuda di bawah pimpinan Raja Hizkia tidak masuk akal dalam pandangan Juru Minuman Agung, yaitu utusan Raja Asyur. Juru Minuman Agung itu beranggapan bahwa keunggulan bangsa Asyur dalam berperang membuktikan bahwa dewa yang disembah bangsa Asyur lebih hebat daripada Allah Israel, padahal sebenarnya tidak demikian! Bila Allah membiarkan umat-Nya dikalahkan oleh musuh, bahkan diangkut sebagai tawanan, hal itu tidak disebabkan karena Allah tidak sanggup menjaga umat-Nya, melainkan karena Allah hendak mendidik umat-Nya agar meninggalkan dosa. Reformasi ibadah yang dilakukan oleh Nabi Yesaya pun tidak bisa dipahami oleh Juru Minuman Agung karena model ibadah kepada Allah Israel berbeda dengan model ibadah kepada ilah-ilah lain. Sekalipun iman kita tidak selalu bisa dimengerti, tidak berarti bahwa iman kita salah dan harus ditinggalkan!
Yeremia 10:3-4
“Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.
Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan,
yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu?
Orang memperindahnya dengan emas dan perak;
orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.”