Dalam teori Psikososial yang ditemukannya, seorang ilmuwan Jerman bernama Erik Erikson berkata bahwa hidup manusia terbagi dalam 8 tahap perkembangan. Di setiap tahap, manusia akan mengalami dan harus melewati krisis psikososial yang bisa berdampak positif maupun negatif untuk perkembangan kepribadiannya. Walaupun sebagian besar tahap terjadi pada masa kanak-kanak, Erikson berpandangan bahwa pada usia tua pun manusia masih berkembang. Tahap kedelapan--yang ia namakan "Integrity vs Despair" atau "Integritas vs Keputusasaan"--umumnya terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas.
Menurut Erikson, di tahap kedelapan ini, manusia menggumuli pertanyaan apakah dirinya telah menjalani hidup dengan penuh makna. Mereka merefleksikan kembali apa yang sudah terjadi dalam hidup mereka. Mereka mempertanyakan apa yang sudah mereka capai semasa hidup mereka, termasuk apakah mereka sudah membesarkan anak-anak mereka dengan baik dan apakah mereka bangga dengan hidup yang sudah mereka jalani. Orang percaya memiliki pertanyaan tambahan yang jauh lebih penting: "Apakah kita setia kepada Kristus dan telah berbuah bagi Dia?"
Rasul Paulus menulis kepada Timotius, "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (4:6-7). Beliau menerima fakta bahwa akhir hidupnya sudah mendekat dan dia tidak menyesal karena dia tahu bahwa dia telah menjalani hidupnya dengan baik. Dia telah memelihara iman--baik imannya sendiri maupun iman orang-orang yang ia layani--dan bahwa dia bisa kembali kepada Bapa tanpa beban.
Sebagai orang percaya, kita memang bukan diselamatkan karena perbuatan kita, melainkan karena anugerah Allah. Akan tetapi, jangan lupa bahwa kita diselamatkan supaya kita berbuat baik. Rasul Paulus menuliskan bahwa, "kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Selagi masih ada kesempatan, marilah kita melakukan pekerjaan baik yang telah disediakan Allah bagi kita secara maksimal, baik melalui pemikiran, perkataan, tenaga, dana, maupun waktu kita!