Apakah maksud Tuhan Yesus saat Ia memerintahkan agar kita tidak menghakimi (6:37)? Apakah perintah itu berarti bahwa kita sama sekali tidak boleh menilai kesalahan, tidak boleh mengadili, dan tidak boleh menghukum suatu kesalahan? Tentu tidak! Dalam Alkitab, jelas sekali bahwa Tuhan Yesus tidak menoleransi kemunafikan, kebohongan, dan kesesatan. Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang berlaku munafik. Rasul Paulus menegur keras anggota jemaat yang berkompromi dengan melakukan dosa. Orang percaya tidak boleh menutup mata terhadap realitas dosa. Akan tetapi, ada hal-hal yang harus diperhatikan saat kita berhadapan dengan dosa dan kelemahan orang lain.
Pertama, sebelum menghakimi orang lain, kita harus menyadari bahwa kita juga dapat melakukan pelanggaran yang sama, bahkan pelanggaran yang lebih berat. Kita pun juga akan menghadapi penghakiman atas dosa dan kelemahan kita (6:37). Kedua, bila kita harus menghakimi orang lain, kita harus melakukannya dengan motivasi kasih dan dengan kemurahan hati. Kita telah menerima kemurahan Allah. Oleh karena itu, kita harus bermurah hati kepada orang lain yang melakukan dosa atau kelemahan. Prinsip memberi ini akan lebih mudah kita pahami dengan memperhatikan prinsip memberi di zaman Perjanjian Lama. Allah memerintahkan umat-Nya yang telah beroleh kemurahan dan hidup berkelimpahan agar tidak bersikap pelit atau perhitungan terhadap orang-orang miskin. Saat memanen gandum atau anggur atau hasil ladang lainnya, orang Israel tidak boleh memanen sampai habis sama sekali, melainkan harus menyisakan sebagian—baik dari hasil panen yang terjatuh maupun yang tertinggal—untuk orang-orang miskin. Memberi harus dilakukan dengan gelas takar yang dipadatkan, kemudian dilebihkan agar tumpah keluar ke ribaan orang miskin yang meminta belas kasihan (6:38). Demikian pula dengan menghakimi. Menghakimi harus dilakukan dengan murah hati—misalnya dengan memberi kesempatan kedua—dan tanpa motivasi untuk menghancurkan orang lain atau untuk menyombongkan diri. Tuhan Yesus memberi teladan yang indah saat Ia berdoa di kayu salib agar Allah Bapa mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia (Lukas 23:34). Apakah Anda telah meneladani kemurahan hati Tuhan Yesus?