Salah satu ciri terpenting dari kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya adalah adanya kasih kepada Allah. Wujud--dan sekaligus bukti--kasih kepada Allah adalah ketaatan terhadap kehendak-Nya yang telah dikemukakan dalam Alkitab. Supaya kita bisa hidup dalam ketaatan, kita harus memahami firman Allah. Jadi, jelas bahwa peran Roh Kudus dalam mengajar dan mengingatkan kita akan firman Allah adalah sangat penting. Tuhan Yesus bersabda, "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (14:26). Bagi kedua belas murid Tuhan Yesus, perkataan Tuhan Yesus itu didengar langsung. Bagi kita, perkataan Tuhan Yesus--dan seluruh firman Allah--harus kita baca dalam Alkitab. Firman Allah yang kita dengar atau kita baca menjadi "bahan baku" bagi Roh Kudus untuk mengajar atau mengingatkan kita akan kehendak Allah. Dengan demikian, tanggung jawab kita--yaitu mendengar, membaca, mempelajari, dan menghafal firman Allah--berkaitan erat dengan peran Roh Kudus, yaitu menyadarkan kita--dengan menjelaskan maksud firman itu--agar kita bisa menerapkan firman Tuhan dalam hidup kita.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa murid-murid itu diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala dan ada kemungkinan menghadapi penganiayaan. Akan tetapi, Tuhan Yesus telah berjanji, "Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu." (Matius 10:19-20). Peran Roh Kudus dalam mengajar dan mengingatkan kita akan firman Allah ini penting dalam pelaksanaan Rencana Allah bagi dunia ini. Salah satu sumber kesulitan yang kita hadapi adalah bahwa Alkitab diberikan dalam konteks masa lalu yang sangat berbeda dengan konteks masa kini. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus untuk bisa memahami inti kehendak Allah pada masa lampau, dan bagaimana kehendak Allah itu bisa kita terapkan pada konteks masa kini. Apakah Anda telah membiasakan diri untuk secara rutin mendengar, membaca, mempelajari, menghafal, serta menerapkan firman Allah dalam hidup Anda?