Untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi seorang pelajar atau mahasiswa harus menempuh ujian dari mata pelajaran yang telah mereka ikuti selama proses belajar mengajar. Jika mereka berhasil, maka mereka akan naik ke tingkat selanjutnya. Di pasal ini, Daud diperhadapkan dengan ujian ketaatan kepada Tuhan. Sebagai raja Israel, Daud memang banyak meraih berbagai prestasi yang luar biasa, baik secara politik, ekonomi, maupun keagamaan. Sayangnya, kesuksesan itu akhirnya menggoda Daud untuk memerintahkan penghitungan jumlah tentara perang yang ia miliki di seluruh Israel. Daud ingin tahu seberapa besar dan kuat pasukannya, agar hasil penghitungan bisa menjadi bahan pertimbangan bila hendak berperang dengan bangsa-bangsa lain. Dengan demikian, Daud mulai mengandalkan kehebatan kekuatan militer, bukan mengandalkan Tuhan yang telah menyertai dan memberi kemenangan kepadanya, ke mana pun ia pergi berperang.
Menghitung kekuatan militer--yang lazim dilakukan oleh semua bangsa--tidaklah salah. Namun, untuk kasus Daud, tindakan Daud itu jahat di mata Tuhan (21:7), yaitu karena ia ingin menyombongkan diri. Bahkan, panglima perang Daud--yaitu Yoab--beranggapan bahwa perintah Daud itu merupakan sesuatu yang keji (21:6). Betapa mudahnya bagi Daud untuk beralih dari memercayai Tuhan menjadi memercayai kekuatan militer. Allah menghendaki agar Daud bertindak sesuai dengan perintah-Nya, bukan berdasarkan keinginannya sendiri, apa lagi untuk menunjukkan kehebatan dirinya. Ingatlah bahwa Allah menentang orang yang sombong, dan kesombongan mendahului kehancuran (1 Petrus 5:5b; Amsal 16:18; 21:4; Yesaya 2:17). Daud harus menerima konsekuensi atas dosa yang telah ia perbuat. Ia harus memilih satu dari tiga hukuman Allah, dan Daud memilih hukuman penyakit sampar yang dilaksanakan oleh malaikat TUHAN. Daud minta agar ia jatuh ke dalam tangan TUHAN, bukan tangan manusia, sebab sangat besar kasih sayang-Nya kepadanya (1 Tawarikh 21:8-13).
Terkadang, kita ingin menunjukkan siapa kita dan apa yang kita miliki di depan banyak orang. Jika hal ini terjadi, kita akan diperhadapkan pada dua pilihan: menunjukkan kekuatan diri atau kemurahan Allah? Bila kita memercayai kuasa-Nya, Ia akan memberikan kepada kita kekuatan dan ketahanan untuk mengatasi segala masalah kita. Lebih baik jatuh di tangan Tuhan daripada jatuh di tangan manusia.