Bacaan Alkitab hari ini mengungkapkan nubuat yang disampaikan secara sangat mendetail tentang berbagai peristiwa yang terjadi di zaman kekuasaan Persia dan Yunani. Misalnya, raja yang disebut gagah perkasa yang memerintah dengan kekuasaan yang besar (11:3) adalah Aleksander Agung yang merupakan orang Yunani. Ia mati di usia muda dan anak-anaknya dibunuh. Oleh karena itu, setelah Aleksander Agung tewas, kekuasaan Yunani terbagi menjadi empat (11:4). Ada dua penguasa Yunani yang memegang peranan penting di era sebelum Romawi berkuasa, yaitu keturunan Ptolemy yang menguasai wilayah Mesir--Kerajaan Selatan--dan keturunan Seleucus yang menguasai wilayah Asyur--Kerajaan Utara (lihat 11:5 dan seterusnya).
Setelah kekuasaan Yunani terbagi menjadi dua pusat. yaitu di Utara dan Selatan, terus-menerus terjadi pertikaian di antara keduanya. Setiap kali terjadi perebutan kekuasaan di antara kedua kerajaan itu, orang Israel menghadapi kesulitan besar (11:16,36). Umat Allah di Tanah Perjanjian menghadapi berbagai penderitaan ketika tempat kudus dinajiskan dan ritual korban di Bait Allah dilarang (11:31). Bahkan ada upaya untuk menghasut umat Allah agar meninggalkan Allah (11:32). Meskipun ada orang-orang Israel yang disebut kaum ‘bijaksana’ yang berusaha meneguhkan umat Allah, penindasan membuat mereka sulit untuk bertahan (11:33), apa lagi mereka tidak mendapat banyak dukungan dari orang lain (11:34).
Saat ini, kita hidup dalam masa yang sangat jauh dari zaman Daniel. Semua yang diungkapkan secara mendetail di pasal sebelas ini telah terjadi. Dengan demikian, kita tahu bahwa Allah yang membukakan hal-hal tersebut kepada Daniel adalah Pribadi yang berkuasa atas hari esok. Allah yang berdaulat dalam Kitab Daniel adalah Dia yang bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia (Roma 8:28). Oleh karena itu, tetaplah percaya. Yakinilah bahwa "Umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat" ( Daniel 11:32). Tetaplah berharap kepada Dia yang mengundang orang-orang yang letih dan berbeban berat untuk mendapatkan kelegaan dari-Nya (Matius 11:28). Sebagai umat Allah, apakah kita sudah bersikap saling mendukung dengan memberi perhatian dan bantuan kepada saudara seiman yang sedang mengalami berbagai penderitaan?