Sejarah umum tidak mengakui adanya peristiwa air bah yang meliputi seluruh dunia sebagaimana yang dikemukakan dalam bacaan Alkitab hari ini. Akan tetapi, dalam kaca mata iman Kristen, peristiwa air bah ini adalah tonggak sejarah yang sangat penting untuk memahami kehidupan. Tidak mengherankan bila terjadi konflik antara cara pandang sains modern dengan cara pandang Kristen. Sains modern beranggapan bahwa semua proses dalam alam semesta ini terjadi dalam suatu sistem yang tertutup. Artinya, tidak ada Allah yang bisa melakukan intervensi dalam peristiwa apa pun. Manusia yang sombong menganggap dirinya bisa memahami apa saja, termasuk peristiwa yang terjadi pada masa lampau, padahal pemahaman kita tentang kondisi masa lampau hanya merupakan anggapan atau dugaan tanpa bukti yang teruji. Sebaliknya, iman Kristen meyakini bahwa Allah bisa melakukan intervensi terhadap alam, sehingga semua peristiwa yang terjadi dalam alam semesta terjadi dalam sistem yang terbuka. Intervensi Allah bisa menabrak hukum alam, termasuk dalam hal terjadinya banjir yang melanda seluruh dunia pada zaman Nuh. Iman Kristen memandang peristiwa air bah pada zaman Nuh sebagai memisahkan kondisi sebelum dan sesudah peristiwa air bah. Peristiwa air bah menimbulkan kerusakan hebat yang mengakibatkan kondisi bumi dan makhluk hidup di bumi terus-menerus mengalami kemerosotan, termasuk memicu terjadinya cacat genetik. Adanya cacat genetik merupakan penyebab munculnya anak yang lahir cacat, khususnya bila terjadi perkawinan antar saudara. Itulah sebabnya, pada zaman Musa, Allah menetapkan aturan pelarangan perkawinan inses atau perkawinan antar keluarga dekat.
Iman Kristen meyakini bahwa setiap peristiwa yang ditulis di dalam Alkitab adalah peristiwa yang benar-benar terjadi sesuai dengan apa yang tertulis, termasuk dalam hal peristiwa banjir besar pada zaman Nuh. Dari satu sisi, peristiwa banjir besar pada zaman Nuh mengungkapkan betapa dahsyatnya hukuman Allah terhadap dosa manusia. Dari sisi lain, pemeliharaan Allah terhadap Nuh dan keluarganya serta binatang-binatang yang berada dalam bahtera Nuh adalah cermin bahwa Allah sanggup memelihara umat-Nya. Di samping itu, janji Allah bahwa peristiwa semacam banjir besar pada zaman Nuh tidak akan terjadi lagi (8:21-22) merupakan janji yang amat menghibur saat kita berhadapan dengan bencana alam.
Yakinkah Anda bahwa Alkitab benar, termasuk dalam penuturan tentang banjir besar pada zaman Nuh? Yakinkah Anda bahwa Allah sanggup memelihara hidup Anda saat bencana alam terjadi? Yakinkah Anda bahwa Allah dapat melakukan intervensi dalam hidup Anda, sehingga Anda bisa menyandarkan hidup Anda kepada Allah?