Kejadian 15-16

Jangan Mengajari Allah

14 Januari 2023
GI Purnama

Bagi Abram atau Abraham, sulit sekali untuk memahami bagaimana Allah bisa mewujudkan janji-Nya (15:1; bandingkan dengan 12:2-3; 13:14-17) karena--saat itu--ia dan istrinya sudah tua, bahkan istrinya sudah mati haid (18:11). Oleh karena itu, ia memberikan usul kepada Allah agar Eliezer--hamba Abraham yang paling tua--menjadi ahli waris Abraham (15:3). Usulan semacam itu lazim dalam kebudayaan pada masa itu. Akan tetapi, Allah menolak: Pewaris janji Allah kepada Abraham bukanlah hamba Abraham, tetapi anak kandung Abraham (15:4). Keragu-raguan terhadap realisasi janji Allah itu bukan hanya dirasakan oleh Abraham, tetapi juga oleh Sarai atau Sara, yaitu istri Abraham. Sepuluh tahun sejak Abraham menerima janji Allah, Sara yang sadar bahwa dirinya mandul lalu mengikuti kebiasaan pada zaman itu dan mengusulkan agar Abraham mengambil Hagar--hamba perempuan Sara--sebagai gundik atau istri muda, agar Hagar bisa melahirkan anak, dan anaknya itu dianggap sebagai anak Sara (16:1-2). Abraham menerima saran istrinya tanpa mencari kehendak TUHAN lebih dulu. Sesuai dengan harapan Sara dan Abraham, Hagar hamil. Akan tetapi, keputusan Abraham untuk menerima saran istrinya tanpa bertanya dulu kepada TUHAN itu merupakan suatu kesalahan besar! Saat Hagar mulai hamil, Hagar menjadi sombong dan memandang rendah Sara. Akibatnya, Sara menindas Hagar dan Hagar melarikan diri. Akan tetapi, Malaikat TUHAN meminta Hagar untuk kembali. Akhirnya, Hagar melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismael.

Kita perlu menanamkan keyakinan bahwa rancangan Allah itu selalu lebih baik daripada rancangan kita (Yeremia 29:11; Yesaya 55:8-9). Pemahaman dan kemampuan kita sangat terbatas. Kita hanya bisa melihat hal-hal yang masih tercakup dalam jangkauan pandangan kita pada saat ini. Kita tidak bisa mengerti apa yang terjadi pada hal-hal yang tidak bisa kita lihat. Walaupun teknologi informasi membuat kita bisa melihat hal-hal yang tidak bisa kita lihat secara langsung dengan mata kita, kita hanya bisa membuat dugaan--tidak bisa memastikan--tentang hal-hal yang saat ini belum terjadi. Keterbatasan kemampuan manusia itu terlihat jelas dari ketidakmampuan semua negara di seluruh dunia dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Bila kita benar-benar menyadari keterbatasan kita dan kita meyakini bahwa rancangan Allah selalu lebih baik daripada rancangan kita, respons yang wajar adalah mengungkapkan kesediaan untuk menaati seluruh kehendak Allah bagi kehidupan kita. Apakah Anda sudah bersungguh-sungguh berusaha mengenali kehendak Allah bagi kehidupan Anda? Bila Anda telah mengenali kehendak Allah bagi diri Anda, apakah Anda berusaha menaatinya?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design