Penggantian nama merupakan suatu tanda yang mengingatkan pada janji Allah. Nama "Abram" diganti menjadi "Abraham" (17:5), sedangkan nama "Sarai" diganti menjadi "Sara" (17:15). Nama "Abram" berarti orang yang dihormati. Mungkin, hal ini menunjukkan bahwa Abram berasal dari sebuah keluarga yang dihormati. Nama "Abraham" berarti bapak sejumlah besar bangsa. Dari satu sisi, hal ini menunjukkan bahwa Allah akan membuat keturunan Abraham menjadi suatu bangsa yang besar. Dari sisi lain, dalam Perjanjian Baru, Abraham dipandang sebagai bapak bagi orang percaya karena orang yang memercayai Tuhan Yesus mewarisi janji Allah kepada Abraham. Nama "Sarai" menunjuk pada masa lalu sebagai seorang wanita yang mandul, sedangkan nama "Sara" menunjuk pada janji Allah untuk menjadikan dia sebagai ibu bagi bangsa-bangsa. Perjanjian Allah dengan Abraham dalam bacaan Alkitab hari ini disertai dengan kewajiban di pihak Abraham untuk melaksanakan sunat bagi setiap anak laki-laki saat berusia delapan hari (17:10-12). Sesudah perjanjian itu diungkapkan, Allah kembali memberi penegasan bahwa Abraham akan segera mendapatkan anak melalui Sara (17:15-16). Abraham dan semua pria lain yang saat itu tinggal bersama dengan Abraham menjalani sunat segera sesudah Allah mengemukakan perjanjian antara diri-Nya dengan Abraham (17:23). Saat disunat, Abraham berusia 99 tahun, sedangkan Ismael berusia 13 tahun. Jadi, pelaksanaan sunat bagi bayi laki-laki berumur 8 hari itu hanya berlaku bagi bayi yang lahir sesudah pelaksanaan sunat yang pertama tersebut.
Praktik sunat sebagai tanda perjanjian antara Allah dengan umat–Nya hanya berlaku pada masa Perjanjian Lama. Pada masa Perjanjian Baru, sunat hanya diwajibkan bagi orang Yahudi dan tidak diwajibkan bagi orang percaya bukan Yahudi pada masa Perjanjian Baru. Perjanjian yang Baru itu tercermin dalam perjamuan kudus dan baptisan. Roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus menggambarkan Kristus yang menyerahkan tubuh-Nya sebagai korban dan mencurahkan darah-Nya untuk menebus dosa umat manusia. Penebusan dosa diterima oleh setiap orang yang memercayai karya penebusan itu. Baptisan menggambarkan penyatuan orang percaya dengan Kristus, sehingga semua orang percaya merupakan satu tubuh, yaitu tubuh Kristus. Perlu disadari bahwa "percaya" adalah kondisi hati yang tidak bisa dilihat atau didengar. Saat seseorang memberi diri untuk dibaptis, ia mengungkapkan kondisi "percaya" dengan ucapan mulutnya di hadapan jemaat, sehingga kondisi "percaya" itu bisa didengar dan dilihat. Apakah Anda percaya bahwa Tuhan Yesus sudah mati untuk menebus dosa Anda? Apakah Anda sudah mengungkapkan kondisi percaya Anda di hadapan orang lain melalui memberi diri untuk dibaptis?