Integritas adalah keadaan yang menunjukkan adanya kesatuan yang utuh antara perkataan dan kenyataan serta antara iman dan perbuatan. Orang yang memiliki integritas adalah orang yang jujur, setia, dan dapat dipercaya. Untuk hubungan suami-istri, orang yang punya integritas adalah orang yang setia kepada pasangannya dan menghindari hubungan gelap dengan wanita atau pria lain. Sayang, banyak orang tidak memiliki integritas, termasuk mereka yang mulutnya mengaku mencintai istrinya atau suaminya, tetapi hatinya menginginkan wanita atau pria lain. Allah menuntut kesetiaan dalam hubungan suami istri. Hukum Taurat memerintahkan agar orang yang berzina dihukum mati. Sayang, hukuman mati karena perzinaan sering tidak dilaksanakan. Dua ketentuan tentang perceraian--yaitu orang yang hendak bercerai harus membuat surat cerai dan perceraian hanya diizinkan bila terjadi perzinaan (5:31-32)--menunjukkan bahwa Allah "mempersulit" terjadinya perceraian. Perjanjian Lama mengatakan dengan terus terang bahwa Allah membenci perceraian (lihat Maleakhi 2:16).
Allah menghendaki agar umat Tuhan berlaku jujur. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Tuhan Yesus melarang praktik sumpah karena adanya sumpah membuat orang menganggap perkataan yang disertai sumpah sebagai lebih dapat dipercaya daripada perkataan yang tidak disertai sumpah. Selain itu, jaminan dalam sumpah sering kali tidak mungkin diwujudkan. Bila kita bersumpah demi langit atau demi bumi atau demi kepala kita (Matius 5:34-36), apakah sumpah semacam itu memiliki konsekuensi yang nyata? Bukankah sumpah semacam itu hanya merupakan pemanis belaka? Tuhan Yesus menuntut agar umat Allah berlaku jujur, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (5:37). Tuhan Yesus menuntut agar perkataan umat Allah dapat dipercaya tanpa perlu diikuti dengan sumpah. Hal ini tidak berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh mengungkapkan janji atau tekad hati di hadapan Allah, melainkan berarti bahwa janji yang kita sampaikan di hadapan Allah harus benar-benar kita lakukan. Ingatlah pula bahwa kejujuran tidak berarti bahwa kita dibenarkan untuk memamerkan kekayaan atau kehebatan kita. Sikap jujur adalah sikap yang apa adanya, namun diungkapkan tanpa meninggikan diri atau merendahkan orang lain.
Apakah kehidupan Anda dilandasi oleh integritas? Apakah Anda adalah orang yang setia dan dapat dipercaya? Bila Anda sudah menikah, apakah Anda memiliki komitmen untuk menghindari perceraian? Apakah perkataan Anda dapat dipercaya?