Penahbisan Harun dan anak-anaknya sudah diperintahkan Allah kepada Musa dalam Keluaran 29. Penahbisan dilaksanakan setelah orang Israel selesai membangun Kemah Suci. Allah memberi aturan untuk dilakukan oleh Musa dalam penahbisan Imam Harun dan anak-anaknya, lalu Ia menyuruh Musa menahbiskan mereka. Dalam upacara ini, Musa menjadi perpanjangan tangan Allah. Sebenarnya, Allah sendiri yang menahbiskan Harun dan anak-anaknya karena perintah dan aturan berasal dari Allah. Harun dan anak-anaknya dipisahkan dan dikhususkan Allah untuk melayani Allah dan umat-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya.
Upacara penahbisan Harun dan anak-anaknya mengajarkan beberapa hal: Pertama, Allah memerintahkan agar penahbisan Harun dan anak-anaknya disaksikan oleh segenap umat (8:3-4). Hal ini dilakukan agar segenap umat memahami bahwa Harun dan anak-anaknya telah dipisahkan dari orang-orang lain dan dikhususkan untuk melayani Allah. Dengan demikian, diharapkan bahwa Harun dan anak-anaknya akan dihormati, tugas serta tanggung jawab mereka dipahami, dan pelayanan mereka didukung. Kedua, Harun dan anak-anaknya dibasuh dengan air. Pembasuhan dilakukan oleh Musa, bukan oleh diri mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa dosa dan kenajisan manusia hanya dapat dibasuh oleh Allah saja. Manusia tidak dapat membersihkan dirinya--khususnya hatinya--sendiri. Ketiga, para imam diberi pakaian khusus yang dirancang Allah bagi mereka (8:7-9). Mereka tidak menentukan pakaian mereka sendiri, tetapi memakai pakaian yang ditentukan Allah. Pakaian itu menunjukkan identitas imam sebagai orang yang dikhususkan atau dikuduskan bagi Allah. Mereka tidak bebas memilih pakaian yang akan mereka pakai karena pakaian harus disesuaikan dengan jabatan kudus yang dikaruniakan Allah kepada mereka. Kita juga seharusnya mengenakan "pakaian" yang diberikan Kristus kepada kita, yaitu pakaian yang melambangkan kebenaran yang diberikan Kristus kepada kita (Wahyu 3:5). Keempat, Harun dan anak-anaknya diurapi dengan minyak. Pengurapan Harun dan anak-anaknya mendeklarasikan bahwa Harun dan anak-anaknya adalah imam yang sah, yang dikhususkan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan Allah kepada mereka. Pengurapan ini dilakukan juga terhadap Kemah Suci dan segala perabotannya, termasuk mezbah dengan segala perkakasnya dan bejana pembasuhan dengan alasnya (Imamat 8:10-11). Setelah barang-barang ini dipercik dengan minyak, maka barang-barang ini menjadi kudus, dan tidak boleh dipakai sembarangan atau untuk keperluan lain selain untuk pelayanan kepada Allah. Bila Anda sudah dibasuh dan dikuduskan oleh Kristus, apakah Anda sudah melayani Dia?