Di pasal 1-2, Ayub terlihat begitu tegar menghadapi penderitaan. Akan tetapi, di pasal 3 yang kita baca hari ini mencatat keluhan-keluhan Ayub yang mengutuki hari kelahirannya. Apakah terjadinya perubahan ini hanya atas dasar kehilangan dan penyakit yang dialaminya saja atau ada hal lain yang membuatnya lebih menderita? Dalam keluhannya, Ayub bukan mengeluh karena kehilangan harta benda dan keluarga atau karena penyakitnya, tetapi ia berkata, "pengganti rotiku adalah keluh kesah," (3:24 TB2) seolah-olah ada sesuatu yang seharusnya Ayub dapatkan dan nikmati, tetapi berubah menjadi keluh kesah. Selain itu, tercatat adanya rasa gelisah, takut, cemas dalam diri Ayub yang membuat Ayub tidak dapat beristirahat dengan tenang dan tenteram (3:25-26). Jadi Ayub bukan sekedar mengeluh tentang rasa sakit dan rasa kehilangan yang dideritanya saja.
Penderitaan yang dialami banyak orang--misalnya saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya--akan terasa lebih ringan karena banyak orang mengalami hal yang sama dan banyak orang yang bersimpati. Dalam hal Ayub, ia tak berdaya menghadapi penyakit yang dideritanya. Penderitaannya diperberat oleh sikap istrinya yang tidak menguatkan atau menghibur, melainkan justru menghina (2:9). Penderitaan berat yang diderita Ayub membuat teman-temannya tidak mengenali dia. Mereka larut dalam penderitaan Ayub dan hanya menemani Ayub tanpa berani berbicara selama seminggu (2:12-13). Tujuh hari tujuh malam merupakan waktu yang panjang bagi orang yang sedang menderita. Penderitaan paling berat yang dialami manusia bukanlah sekadar kehilangan harta dan menderita penyakit, tetapi perasaan sendiri dan sepi. Penderitaan yang berat itu sering memunculkan pertanyaan, "Untuk apa saya hidup?" Penderitaan Ayub yang berat itu sampai membuat Ayub mengutuki hari kelahirannya (3:1).
Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan atau penderitaan dalam hidupnya, tetapi kualitas dan kuantitas penderitaan yang dialami setiap orang berbeda. Penderitaan bisa diakibatkan oleh berbagai sebab. Dalam hal Ayub, penyebab utama penderitaannya adalah ulah Si Iblis yang mencobai Ayub dengan mendatangkan bencana untuk meruntuhkan iman Ayub. Saat mengalami penderitaan, hal terpenting yang perlu direnungkan adalah apakah penderitaan itu membuat kita semakin bertumbuh atau membuat kita jatuh. Kisah Ayub yang menggambarkan beratnya penderitaan yang ia alami disampaikan kepada kita agar kita siap saat menghadapi pencobaan Iblis melalui penderitaan. Bila Anda menghadapi penderitaan seperti Ayub, bagaimana Anda akan bersikap? Apakah Anda akan tetap mempertahankan iman Anda?