Salah satu tanggung jawab pemimpin yang sangat penting adalah melatih pemimpin. Jika pemimpin enggan menyediakan waktu untuk mempersiapkan pengganti, di kemudian hari, kemungkinan besar akan terjadi krisis regenerasi (tidak ada orang yang siap untuk mengambil alih kepemimpinan). Seorang pemimpin harus memberi kesempatan kepada para pengikutnya untuk memakai dan mengembangkan potensi mereka. Pemimpin yang baik harus "memperbanyak" diri mereka dengan menyiapkan pemimpin yang lebih muda. Mereka yang lebih muda harus diberi kesempatan untuk memulai, merasakan beratnya beban, dan memegang wewenang untuk mengambil keputusan final. Mereka harus dipuji atas prestasinya, dan--yang terutama--harus diberi kepercayaan! Intinya adalah membantu pemimpin masa depan mengembangkan potensi mereka. Tuhan Yesus mengabdikan sebagian besar waktu pelayanan-Nya selama 3 tahun untuk mempersiapkan murid-murid-Nya. Satu hal yang perlu dicatat: melakukan kesalahan adalah harga yang tak terelakkan dalam proses melatih para pemimpin masa depan!
Timotius berusia kira-kira 20 tahun saat Rasul Paulus menjadi mentornya. Rasul Paulus berusaha memperbaiki karakter Timotius yang lunak--sifat takut-takut--menjadi baja. Dia menuntun Timotius ke dalam berbagai pengalaman dan kesulitan yang mempertangguh karakternya. Rasul Paulus tidak ragu-ragu memberi tugas-tugas yang melampaui kekuatan Timotius saat itu. Lagi pula, bagaimana seorang muda dapat mengembangkan kecakapan dan kepercayaan dirinya bila bukan dengan dipaksa mencoba hal yang mustahil? Dengan mengajak Timotius mengikuti perjalanannya, Timotius memiliki kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat yang menyalakan ambisi yang sehat dalam dirinya. Dari mentornya, Timotius belajar menghadapi dan mengatasi krisis-krisis dalam hidupnya. Rasul Paulus juga memberi tanggung jawab kepada Timotius untuk membangun jemaat di Tesalonika. Standar terperinci, pengharapan yang tinggi, dan tuntutan yang berat dari Rasul Paulus memunculkan yang terbaik dalam diri Timotius, menyelamatkan dia dari kehidupan yang biasa-biasa saja.
Ada satu hal yang tidak boleh kita langgar, yaitu pelatihan pemimpin tidak dapat dilakukan dalam skala masal. Mengapa? Karena reproduksi pemimpin membutuhkan kesabaran, pemberian petunjuk yang cermat, doa yang tekun, dan bimbingan pribadi dalam waktu yang sangat lama. Murid-murid tidak diproduksi dalam skala besar. Mereka dihasilkan satu per satu. Seorang mentor harus bersedia berjerih lelah untuk mendisiplin, mengajar, memberi pencerahan, mengasuh, dan melatih orang yang lebih muda. Siapakah "Timotius" Anda?